Setelah mengetahui keberadaan sang pangeran, De Cock memerintahkan bawahannya kolonel Cleerens untuk mendekati sang pangeran dan mengajak berunding.
Cleerens yang bersikap manis dan seolah-olah hendak berbuat baik kepada sang pangeran rupanya itu hanyalah tipuan belaka.
Cleerens datang dengan sikap seolah-olah ingin bersilaturahmi dengan sang pangeran di Hari Raya IdulFitri.
Pangeran Diponegoro akhirnya menyediakan diri datang ke tempat perundingan pada tanggal 28 Maret 1830 atau pada hari kedua Lebaran.
Entah sadar atau tidak, atau mengetahui dirinya dijebak, namun niat pihak Belanda untuk bersilaturahmi itu hanyalah tipuan belaka. Diponegoro ditangkap!
Setelah ditangkap, Diponegoro diasingkan ke Menado, Sulawesi Utara, dan dipindahkan ke Makassar, Sulawesi Selatan, hingga akhirnya Pangeran Diponegoro wafat pada 8 Januari 1855 dalam usianya yang ke 60.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H