Ada satu masalah setiap akan tibamya Hari Raya IdulFitri.
Para bos atau majikan tentunya akan kerepotan karena ART (Asisten Rumah Tangga) nya mudik pulang kampung.
Di Lebaran tahun ini jumlah ART yang pulang kampung diprediksi akan lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Karena untuk IdulFitri 1443 Hijriah ini Presiden Jokowi membolehkan kembali masyarakat untuk pulkam, alias mudik ke kampung halaman, bersilaturahmi dengan keluarga masing-masing tercinta nun jauh di desa sana.
Kondisi prediksi tersebut dapat dilihat dari musim Ramadhan dan Lebaran tahun yang lalu.
Mashudi, Ketua APPSI (Asosiasi Pelatihan Pekerja Seluruh Indonesia) pada tahun lalu (2021) mengaku terkejut akan meledaknya permintaan ART untuk dipekerjakan sebagai PRT infal.
Permintaan akan PRT infal itu justru lebih tinggi daripada musim Lebaran normal. Seperti diketahui, sudah dua tahun (2021 dan 2020) pemerintah mengeluarkan keputusan masyarakat dilarang mudik demi mencegah penularan lebih banyak Pandemi Covid-19.
"Peningkatannya sudah 50 persen dari Lebaran normal. Tapi stok PRT nya kurang. Padahal pada waktu normal tidak segitu. Kini sekitar 42 PRT diminta dari para penyalur," kata Mashudi, Kamis (29/4/2021).
Lebih lanjut Mashudi menjelaskan hal itu disebabkan kendati ada larangan mudik namun para PRT itu mudik lebih awal sebelum tanggal larangan pulkam itu diberlakukan (6 Mei 2021).
Dari situ terlihat jika mudik merupakan tradisi yang sudah tidak bisa dibendung lagi oleh siapapun termasuk oleh pemerintah.
Setahun sekali mereka "lebar" merayakan IdulFitri dengan keluarga, kerabat, atau teman-teman di desa. Mereka bahkan rela mencuri segala kesempatan yang ada di masa pelarangan itu.
Kini mudik sudah diperbolehkan, tentunya mereka termasuk para PRT akan "bergerombol" meledak pulkam.
Memang pada masa-masa Lebaran setiap tahunnya momen setahun sekali itu merupakan masa pengeluaran yang banyak bagi para majikan, bos, atau para tuan lainnya.
Mereka harus mengeluarkan uang yang lebih banyak berlipat-lipat untuk membayar THR para pegawai atau PRT nya. Mereka pun umumnya menyadari akan hal itu.
Dan rela membayar THR demi kesejahteraan pegawai atau PRT nya.
Karena tidak ingin repot tidak ada yang mengurus rumah tangganya, maka jelang Lebaran dan sekitar masa cuti Lebaran bermunculan lah para ART infal.
Dari momen yang pernah saya baca, para PRT itu lebih memilih untuk mudik ketimbang diiming-imingi diberi uang lebih untuk tetap di rumah dan tidak mudik. Luar biasa keinginan masyarakat Indonesia ini untuk mudik di Hari Raya IdulFitri ini.
Namun kekosongan itu bisa diantisipasi oleh para PRT infal yang memang memiliki motivasi untuk mendapatkan uang untuk berbagai alasan tertentu.
Dikutip dari Media Indonesia, Linda (32), pada momen IdulFitri tahun 2015 lalu memilih untuk menjadi PRT infal untuk mencari tambahan penghasilan di masa cuti Lebaran itu.
Ibu tiga anak asal Bandung itu mengatakan suaminya seorang pekerja kebun, dia membutuhkan biaya anaknya yang sulung yang akan masuk SMP.
"Suami saya pekerja kebun, saya butuh biaya anak saya yang akan masuk SMP," kata Linda yang ditemui di salah satu penyalur ART di Jakarta.
Linda menjadi salah satu dari sekian banyaknya ART infal lainnya yang dikelola penyalur itu.
Rumina, pihak penyalur itu mengatakan di masa-masa H-9 pihaknya bahkan bisa menyalurkan 20-30 PRT infal. Berdasarkan pengalamannya, Rumina mengatakan puncak permintaan PRT infal itu akan mencapai puncaknya H-7 sampai H+7 Lebaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H