Setahun sekali mereka "lebar" merayakan IdulFitri dengan keluarga, kerabat, atau teman-teman di desa. Mereka bahkan rela mencuri segala kesempatan yang ada di masa pelarangan itu.
Kini mudik sudah diperbolehkan, tentunya mereka termasuk para PRT akan "bergerombol" meledak pulkam.
Memang pada masa-masa Lebaran setiap tahunnya momen setahun sekali itu merupakan masa pengeluaran yang banyak bagi para majikan, bos, atau para tuan lainnya.
Mereka harus mengeluarkan uang yang lebih banyak berlipat-lipat untuk membayar THR para pegawai atau PRT nya. Mereka pun umumnya menyadari akan hal itu.
Dan rela membayar THR demi kesejahteraan pegawai atau PRT nya.
Karena tidak ingin repot tidak ada yang mengurus rumah tangganya, maka jelang Lebaran dan sekitar masa cuti Lebaran bermunculan lah para ART infal.
Dari momen yang pernah saya baca, para PRT itu lebih memilih untuk mudik ketimbang diiming-imingi diberi uang lebih untuk tetap di rumah dan tidak mudik. Luar biasa keinginan masyarakat Indonesia ini untuk mudik di Hari Raya IdulFitri ini.
Namun kekosongan itu bisa diantisipasi oleh para PRT infal yang memang memiliki motivasi untuk mendapatkan uang untuk berbagai alasan tertentu.
Dikutip dari Media Indonesia, Linda (32), pada momen IdulFitri tahun 2015 lalu memilih untuk menjadi PRT infal untuk mencari tambahan penghasilan di masa cuti Lebaran itu.
Ibu tiga anak asal Bandung itu mengatakan suaminya seorang pekerja kebun, dia membutuhkan biaya anaknya yang sulung yang akan masuk SMP.
"Suami saya pekerja kebun, saya butuh biaya anak saya yang akan masuk SMP," kata Linda yang ditemui di salah satu penyalur ART di Jakarta.