Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Mengenal 2 Tradisi Menjelang Tibanya Ramadhan di Sumatera, Balimau Kasai dan Meugang

29 Maret 2022   11:07 Diperbarui: 1 April 2022   09:32 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan adanya Balimau Kasai ini maka internal dan antar suku yang ada di wilayah Riau dirukunkan dulu sehingga harmonis sebagai kesucian memasuki bulan Ramadhan.

Perselisihan itu bisa muncul di antara mereka terkait klaim atas tanah Ulayat, dan sebagainya.

"Inilah bentuk kesucian masyarakat Riau menyambut tibanya bulan suci Ramadhan," kata Al Azhar.

Dengan Balimau Kasai ini maka segala perselisihan yang muncul di antara mereka dibersihkan dulu memasuki bulan suci.

Tradisi Balimau Kasai ini adalah mandi dengan air yang sudah dibumbui wangi-wangian khas dicampur dengan bunga-bunga serta irisan jeruk purut atau jeruk limau.

Jika di dalam keluarga, maka orangtua memandikan anaknya, atau kakak memandikan adiknya.

Acara tradisi Balimau Kasai ini sudah dilaksanakan turun menurun sejak jaman dahulu.

Tradisi Meugang di Aceh adalah memasak daging sapi atau kambing untuk menyambut tibanya bulan suci Ramadhan. 

Di kota menyembelih daging sapi atau kambing itu biasanya dilaksanakan dua hari sebelum 1 Ramadhan. Sedangkan di desa satu hari sebelumnya.

Selain menyambut tibanya bulan suci Ramadhan, tradisi Meugang, atau membagi-bagikan daging ini, juga dilaksanakan pada Idul Fitri, dan Idul Adha.

Tradisi yang mempunyai nilai sosial yang tinggi ini dalam sejarahnya berawal dari masa Kerajaan Aceh. Pada saat itu ada seorang raja yang adil. Beliau ingin membagi-bagikan daging kepada rakyatnya kaum fakir miskin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun