Jadi secara harfiah, Munggah itu adalah sehari sebelum tibanya 1 Ramadhan.
Munggahan ini biasanya diisi dengan acara makan-makan bersama kerabat, teman, atau kenalan. "Hitung-hitung" ini adalah hari terakhir makan-makan.
"Tradisi Munggahan ini sudah dijalankan turun-temurun di wilayah Jawa Barat sebagai salah satu bagian menyambut tibanya bulan Ramadhan," kata budayawan asal Garut Franz Limiart.
Sedangkan Nyadran, selain di wilayah Jawa Barat, tradisi "ziarah kubur" ini juga dikenal dan digelar juga sebelum tibanya bulan suci di seluruh pelosok Nusantara terutama di wilayah yang masyarakatnya beragama Islam.
Orang-orang di sekitar saya menyebutkan kalau Nyadran itu juga sebagai ziarah kubur atau Nyekar. Yaitu mengunjungi makam keluarga yang sudah dipanggil Tuhan untuk meminta restu bahwa esok si peziarah akan mengarungi bulan suci, berpuasa sebulan penuh.
Mereka berdoa dan menaburkan bunga-bunga di pusara keluarga yang sudah mendahului sembari membacakan beberapa ayat suci Al Qur'an.
"Ini amalan yang sangat baik bagi umat Muslim sebagai renungan, biasanya sebelum dan sesudah puasa," kata pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda, Garut. KH Cecep Jaya.
Sedangkan Kuramasan. Dalam bahasa Sunda, artinya berkeramas, atau membersihkan rambut.
Bukan hanya membersihkan rambut, namun Kuramasan juga membersihkan seluruh tubuh dengan mandi hingga bersih.
Tradisi ini melambangkan penyucian diri dari segala dosa di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa. Selain membersihkan seluruh anggota tubuh, mereka juga saling bermaaf-maafan dengan anggota keluarga, kerabat, dan teman.
Sebagai simbol mohon maaf lahir dan batin sebagai bagian dalam penyambutan bulan suci Ramadhan esok hari.