Rusia dikucilkan oleh dunia, termasuk di sepakbola.
Negara beruang merah itu dilarang berpartisipasi di semua kompetisi yang melibatkan payung FIFA dan UEFA, baik di sepakbola putra maupun putri.
"Jelas ini adalah tindakan diskriminatif, menyakiti semua pemain, ofisial, dan masyarakat Rusia," kata tulis Federasi Sepakbola Rusia, Sabtu (5/3/2022).
Menurut jadwal Timnas Rusia akan mengikuti babak play off Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa pada pekan terakhir Maret ini. Rusia satu grup dengan negara-negara Polandia, Swedia, dan Republik Ceko.
Berakibat fatal, selain larangan main di Piala Dunia Qatar, tim putri beruang merah itu juga tidak boleh ikut Piala Eropa Putri 2022 di Inggris. Dan Spartak Moscow terdepak dari Liga Eropa 2021/2022.
Lama dinantikan, Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya angkat bicara soal boikot tersebut.
"Jangan berani campurkan sepakbola dengan militer. Rusia akan tetap bermain di Qatar. Kalau berani campur tangan, maka tidak akan ada Piala Dunia untuk dibicarakan," ancam Putin.
Soal Rusia dilarang ini juga mendapatkan kritikan dari sejumlah netizen. Termasuk dari salah seorang legenda Timnas Mesir, Mohamed Aboutrika.
Dalam akun Twitter nya Aboutrika menulis jika FIFA menjatuhkan hukuman kepada Rusia, mengapa Israel tidak?
"Keputusan menjatuhkan sanksi kepada Rusia seharusnya mereka yang berafiliasi ke Israel juga dihukum," kata Aboutrika, Sabtu (5/3/2022) seperti dikutip dari Record.
Sama seperti "pengamat" sepakbola lainnya, Aboutrika mengatakan Israel telah membunuh sekian banyak laki-laki, wanita, dan anak-anak Palestina selama bertahun-tahun.
"FIFA telah menerapkan standar ganda," kata Aboutrika.
Sementara itu, terkait adanya larangan bagi Rusia dari FIFA dan UEFA itu, maka muncul usulan agar negara beruang merah itu bergabung ke AFC (Federasi Sepakbola Asia) saja. Karena sanksi itu belum ada jangka waktunya selama agresi Rusia ke Ukraina belum terhenti.
Solusi itu seperti apa yang dikemukakan oleh Gol.ru, sebuah media beruang merah. Gol.ru mengatakan ada kemungkinan Rusia bergabung ke AFC.
Masuk ke AFC berarti sepakbola beruang merah hidup lagi. Hal tersebut pernah juga dialami Australia.
Setelah bertahun-tahun berkiprah di zona Oseania, negeri Kangguru tersebut bergabung ke AFC sejak tahun 2005.
"Dikucilkan selama bertahun-tahun. Barangkali kami tidak akan balik lagi ke Eropa. Satu-satunya solusi teoritis adalah bergabung ke AFC," tulis Gol.ru, Sabtu (5/3/2022).
Dengan demikian maka Rusia dapat bermain di laga resmi di ajang internasional dan tetap berada di atmosfer sepakbola. Australia juga pernah dalam sejarah, bergabung ke AFC sejak 2005 setelah bertahun-tahun di Oseania. Tulis lanjut Gol.ru.
"Australia bahkan menjadi juara Piala Asia," kata Gol.ru.
Sementara itu federasi sepakbola Rusia (RFU) telah menggunakan haknya dengan mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga yang berkedudukan di Lausanne, Swiss.
Perpindahan zona federasi ini pernah juga dialami Israel.
Semula negara Bintang Daud itu masuk kedalam federasi sepakbola Asia (AFC). Oleh karena banyak negara Asia menolak bertanding dengan Israel di turnamen dan kualifikasi, maka Israel lantas dimasukkan ke federasi sepakbola Eropa (UEFA).
Dulu Israel masuk dalam zona Asia untuk Kualifikasi Piala Dunia. Oleh karena negara Asia termasuk Indonesia enggan bertanding dengan mereka, maka kini Israel masuk ke zona Eropa.
Begitu pun dengan klub-klubnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI