Federasi juga meminta maaf kepada pihak AFF penyelenggara dan maskapai penerbangan Garuda yang rencananya turut mendukung perjuangan para pemain Indonesia dengan memberikan pesawat khusus penerbangan ke Phnom Penh, ibukota Kamboja.
Padahal sejatinya sudah jauh-jauh hari masyarakat Indonesia optimistis pada turnamen ini dan ingin melihat Ramai Rumakiek dkk juara lagi setelah di edisi yang lalu pasukan Indonesia dibawah Indra Sjafri juaranya turnamen ini.
Di edisi 2019 Indonesia juara setelah di final mengalahkan Thailand dengan skor 2-1 lewat gol yang diciptakan oleh Osvaldo Haay (menit ke 59) dan Rizky Fauzi (menit ke 64). Sedangkan Thailand oleh Saringkan Promsupa (menit ke 57).
Persiapan sudah dilakukan untuk itu di antaranya menggelar pelatnas dengan memanggil sejumlah personel nya dari klub-klub liga Indonesia.
Bahkan rombongan Garuda direncanakan akan berangkat ke Kamboja pada Jum'at (11/2/2022) pada turnamen yang digelar 14-26 Pebruari 2022 nanti.
Dari segi personel dan mental sejatinya pasukan Shin Tae-yong sudah sangat siap, namun sayang dibatalkan.
"Alasan mundurnya dapat diterima akan tetapi mengapa sampai terjadi situasi yang digambarkan oleh Shin Tae-yong begitu buruk," kata politikus PKB itu.
Syaiful mengatakan ini adalah kesalahan federasi yang tidak mengantisipasi terkait dengan penyelenggaraan kompetisi di saat pandemi.
Akibatnya banyak pemain yang terpapar Covid-19 yang sangat mempengaruhi persiapan Timnas.
"Federasi kurang antisipasi penyelenggaraan kompetisi di tengah pandemi. Ini tidak terjadi begitu saja ada rentetan waktu sebelumnya," kata Syaiful Huda.
Syaiful melihat kondisi yang menyesakkan di kompetisi kali ini. Dimana jadwal sangat padat di lain sudut banyak pemain yang positif Covid-19.