Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Siapakah 'Raja' RI Ke-8 Seperti yang Disebutkan Jayabaya?

7 Februari 2022   11:07 Diperbarui: 13 Februari 2022   13:00 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Istana negara (suara.com)


Raja Kediri kurun pemerintahan 1135-1157 Masehi, Jayabaya, menjadi sorotan dan fenomenal lantaran sejumlah ramalannya tentang masa depan Indonesia di masa depan.

Selain notonogoro, Jayabaya juga meramalkan beberapa peristiwa yang sudah menjadi kenyataan tentang negeri dan kondisi.

- datangnya bangsa berkulit pucat dan kulit kuning dari utara

- kereta yang berjalan tanpa kuda dan berlayar di awan

- jaman penuh bencana 

Yang pertama mengungkapkan masa penjajahan (kulit putih dari Eropa dan Jepang).

Yang kedua bermakna mobil atau motor dan pesawat terbang.

Yang ketiga gempa bumi, longsor, pagebluk (Covid-19).

Notonogoro yang menata negara menggambarkan raja/presiden/kepala pemerintahan.

Ini juga yang mencengangkan dan menjadi kenyataan.

No yang pertama adalah Soekarno.

To adalah Soeharto.

No yang ketiga Susilo Bambang Yudhoyono.

Kendati di antara setelah Soeharto ada nama-nama presiden seperti BJ Habibie, Megawati Soekarnoputri yang tidak ada dalam kategori notonogoro, namun sejumlah orang memperkirakan notonogoro yang dimaksud adalah kepala negara yang mengalami kemelut yang luar biasa di masanya.

Seperti diketahui, Indonesia dilanda kegelapan di masa presiden Soekarno dan Soeharto yang menimbulkan luka yang sangat mendalam di hati rakyat dan bangsa Indonesia.

Selayaknya Joko Widodo juga nama kecilnya adalah ada no di belakangnya. Nama kecil Jokowi adalah Mulyono.

Sehubungan adanya "Topik Pilihan" di media Kompasiana "Penetapan Pemilu 2024" dimana para penulis diminta membuat artikel terkait tanggal Pemilu yang bertepatan dengan Hari Kasih Sayang, yaitu pada 14 Pebruari 2024.

Berdasarkan prediksi Jayabaya, lantas siapakah nantinya yang akan diangkat rakyat menjadi "raja" di negeri ini hasil Pemilu 2024 nanti?

Kendati masih ada waktu dua tahun lagi menuju pesta demokrasi itu, namun sejumlah orang sudah gatal dan ingin mengetahui siapa kira-kira raja yang akhirnya diangkat rakyat memimpin negeri ini?

Kata no to no go mengingatkan kita kepada nama-nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

Seperti biasanya orang-orang Jawa melafalkan o jika dalam Bahasa Indonesia huruf a.

Nama Ganjar dan Gatot dalam lafal Jawa bermakna go. Media massa memang saat ini sedang trending mengulas kedua petinggi itu sebagai salah satu kandidat presiden menggantikan Joko Widodo.

Jokowi sendiri sudah menyatakan tidak akan menjadi presiden untuk ketiga kalinya secara berturut-turut karena melanggar konstitusi.

Nama Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto juga didengung-dengungkan sebagai kandidat.

Ada nama to di belakangnya.

Malah justru Ketua Umum Partai Golkar inilah yang paling kuat diprediksi terpilih menjadi raja negeri ini kurun 2024 dan seterusnya.

Itu lantaran nama Airlangga jika dilafalkan Jawa menjadi Airlonggo.

Jadi ada dua huruf, go dan to.

Boleh percaya atau tidak, namun ramalan-ramalan Jayabaya yang diungkapnya selalu menjadi kenyataan.

Dari notonogoro yang merupakan inisial dari nama raja yang memerintah negeri ini tentu ada maksud-maksud tertentu yang belum dapat difahami mengapa nama-nama seperti BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid, atau Megawati Soekarnoputri sulit dimaknai?

Menariknya, Jayabaya juga meramalkan akan datangnya Satria Piningit atau Ratu Adil. Satria Piningit ini disebut-sebut akan membawa Nusantara ke jaman keemasan setelah jaman kesewenang-wenangan dan penindasan.

Apakah Satria Piningit yang dimaksud adalah pemimpin negara ini, atau ada maksud lain. Masih menjadi teka-teki.

Jika benar seorang presiden, lantas siapa Ratu Adil itu? Presiden keberapa? Hasil pemilu 2024?

Kita nantikan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun