Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Raket

Ruzana: Belia, Masuk Pelatnas Tanpa Seleksi, Titisan Susy Susanti?

5 Februari 2022   11:07 Diperbarui: 5 Februari 2022   11:14 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ruzana (majalahbulutangkis.com)

"Yang jelas senang karena bisa membanggakan Lubuklinggau dan keluarga," kata pemain belia Ruzana.

Yang bersangkutan, Ruzana adalah pebulutangkis berusia 17 tahun dari PB Djarum. 

Wonderkid kelahiran Lubuklinggau, Sumatera Selatan, 22 April 2005 itu menjadi salah satu pebulutangkis yang masuk pelatnas PBSI Cipayung tanpa seleksi.

Seperti diketahui pada awal tahun ini PBSI menggelar Seleknas (Seleksi Nasional) untuk menjaring talenta-talenta yang dipersiapkan sebagai pelapis para pemain senior seat ini.

Tanpa seleksi masuk pelatnas Cipayung tentu ada sejumlah prestasi yang ditorehkan Ruzana sebelumnya. Apa saja?

Sinarnya mulai terlihat ketika pada usianya yang ke 15 tahun Ruzana keluar sebagai juara Liga PB Djarum 2020 untuk nomor tunggal putri kelompok U-17, U-19, dan dewasa.

Tahun lalu, Ruzana menjadi runner-up turnamen Bangladesh Junior International Series 2021. Di partai puncak, dia cuma kalah tipis melawan rekan seklubnya sendiri, Bilqis Prasista.

Di dalam negeri, dia juga juara di ajang Yuzu Isotonic 2021. Ruzana juga main di kelompok dewasa pada saat itu, bahkan mencapai semifinal. Main rangkap.

Di semua ajang yang disebutkan di atas sejatinya dia bukanlah pemain unggulan. Namun dapat mengejutkan lawan-lawannya.

Ruzana sendiri mengatakan dia tidak mempunyai target masuk pelatnas. Namun tentunya dia bersyukur karena tidak mudah begitu saja seorang pemain ke Cipayung.

"Bersyukur. Dengan masuknya saya di pelatnas dapat membanggakan kampung halaman dan orangtua," katanya.

Dalam sejarahnya, termasuk Ruzana, ada tiga pebulutangkis yang berasal dari Sumatera Selatan pernah masuk pelatnas. Dua lainnya adalah Muhammad Ahsan dan Debby Susanto.

Namun Ruzana mencetak sejarah pebulutangkis asal Lubuklinggau pertama ke Cipayung.

Bungsu dari tiga bersaudara ini mulai mengenal raket sejak usianya yang ke 4 tahun. Hal tersebut dikatakan oleh ibunya, Sunilawati.

"Dia mulai latihan serius ketika masuk SD. Saat bakatnya terlihat, dia ikut latihan di PB Jaya Mandiri Lubuklinggau," cerita Sunilawati.

Puluhan medali dan trofi dikantongi Ruzana dari berbagai ajang lokal pada waktu itu.

Ikut seleksi PB Djarum pada 2015, Ruzana lolos lewat audisi umum PB Djarum di Palembang.

Setelahnya dia mulai latihan di PB Djarum Kudus, Jawa Timur.

Melihat Ruzana, Anda tentu teringat kepada Susy Susanti, legenda bulutangkis Indonesia dan dunia.

Prestasi puncak Susy Susanti, pemain kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Pebruari 1971 itu adalah merebut medali emas nomor tunggal putri Olimpiade Barcelona 1992.

Itulah kali pertama Indonesia memperoleh medali emas di pagelaran olahraga terakbar sejagad itu sejak awal keikutsertaannya.

Susy Susanti juga sudah mulai menorehkan prestasi sejak usia dini.

Suami dari Alan Budikusuma itu mulai mengenal olahraga tepak bulu sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) di kota kelahirannya.

Kariernya di olahraga tepak bulu ini dimulainya dengan masuk PB Tunas Tasikmalaya, klub bulutangkis milik pamannya.

Sejak kepindahannya ke Jakarta pada tahun 1989 Susy Susanti mulai serius berkecimpung di dunia tepak bulu.

Pada awal kariernya, Susy berhasil menjadi juara Indonesia Open 1989.

Tentu banyak lagi prestasi-prestasi lainnya yang diraih mantan Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI itu.

Uniknya, saat Susy merebut medali emas Olimpiade Barcelona. Beberapa saat kemudian, pacarnya, Alan Budikusuma juga sama-sama merebut medali emas nomor tunggal putra Olimpiade Barcelona 1992.

"Pengantin Olimpiade" demikian media asing menyebutkan sepasang suami-istri itu. Sesuatu yang menjadi kenyataan, Susy dan Alan menikah pada 9 Pebruari 1997.

"Target utama saya adalah turun di WJC (World Junior Championship," kata Ruzana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun