Sebagai yang pernah menjadi bagian dari NKRI, tentu setidaknya Timor-Leste mewarisi negara yang pernah menjadi kolonisasi nya.
Di antaranya dalam soal bahasa. Selain bahasa Tetum (bahasa lokal setempat), penduduk Timor-Leste juga menggunakan bahasa Portugis dan Bahasa Indonesia di kesehariannya.
Dan Adriano menjadi salah seorang pewaris "tuannya" yakni fasih berbahasa Indonesia.
Beberapa waktu lalu sempat beredar rumor bahwa ada keinginan rakyat Timor-Leste untuk kembali ke pangkuan Indonesia, menjadi NKRI lagi.
Konon mereka menyesal mengapa dulu begitu ngotot ingin berdiri sendiri bebas dari belenggu Indonesia. Namun kini mereka menjadi salah satu negara miskin di dunia.
Tentang hal tersebut, Adriano mengatakan tidak mungkin negaranya akan kembali menjadi bagian dari Indonesia. Saat ini negaranya harus berjuang mengisi nikmat kemerdekaan.
Adriano menjadi salah satu warga Timor-Leste yang memelihara Bahasa Indonesia. Dengan salah satu tujuan untuk itu, suatu waktu kelak dapat kuliah di Indonesia.
Sedangkan Jose Ramos Horta (72) adalah mantan presiden Timor-Leste. Lelaki blasteran Timor dan Portugis itu menjadi presiden kedua Republik Demokratik Timor-Leste kedua sejak merdeka dari Indonesia (20 Mei 2007-19 Mei 2012).
Dia berasal dari Partai Concelo Nacionale de Timor Leste (CNRT).Â
Horta mengkonfirmasi pencalonan dirinya pada Minggu (23/1/2022).
"Saya dipercaya partai saya CNRT dan rakyat Timor-Leste jadi kandidat presiden," katanya.