Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Pebruari.
Di bulan ke-dua ini ada sebuah hari yang istimewa terkait dengan kebahasaan.
Seperti diketahui, setiap tanggal 21 Pebruari, internasional memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional.
Tujuan ditetapkannya International Mother Language Day oleh PBB itu adalah untuk melestarikan bahasa-bahasa ibu di seluruh dunia agar tidak punah.
Bahasa Ibu ini berbeda dengan bahasa daerah.
Bahasa Ibu adalah bahasa yang pertama kali digunakan seorang anak di keluarganya.
Seperti diketahui, ibu adalah sosok pertama yang paling dekat dan paling dikenal seorang anak di masa kecil, maupun di masa dewasa. Karena ibulah yang paling mengerti, menyayangi.
Ibu juga yang menyusui dan mengayun ambing anaknya di pangkuan.
Apakah bahasa ibu Anda?
Jika seseorang pindah dan bermukim di luar daerah asalnya atau di luar negeri, bahasa ibu akan tetap selalu dikenang.
Mengapa ditetapkan pada 21 Pebruari?
Hal tersebut terkait dengan adanya sejumlah penindasan dan pembunuhan kepada para "pejuang" yang ingin mempertahankan bahasa daerah Bangli, Bangladesh.
Seorang Bangli, Bangladesh, yang bermukim di Vancouver, Kanada, Rafiqul Islam, menulis surat pada 9 Januari 1998 kepada Sekjen PBB pada saat itu, Kofi Annan, untuk mengambil langkah menyelamatkan bahasa daerah (bahasa ibu) di seluruh dunia dari kepunahan.
Oleh karenanya, maka Kofi Annan menetapkan tanggal 21 Pebruari sebagai International Mother Language Day. Karena seperti yang disebutkan di atas, pada tanggal 21 Pebruari 1952 terjadi pembunuhan terhadap orang-orang yang ingin melestarikan bahasa Bangli.
Untuk itu, setiap tahunnya di Indonesia juga diperingati Hari Bahasa Ibu Internasional ini.
Menurut kabar yang beredar namun belum terkonfirmasi jelas konon Bahasa Sunda akan diambil sebagai "tauladan" atau tema contoh bahasa ibu di Hari Bahasa Ibu Internasional 2022 ini.
Mengapa bahasa Sunda?
Dapat dimaklumi karena Bahasa Sunda ini merupakan kedua paling  banyak penuturnya di Indonesia dengan 43 juta penutur, setelah bahasa Jawa yang dua kali lipatnya (86 juta penutur).
Menyebar ke seluruh pelosok Indonesia, maka bahasa Sunda juga menjadi bahasa ibu bagi mereka.
Bahasa Sunda kini juga kini memiliki dua tingkatan seperti bahasa Jawa yaitu bahasa halus dan bahasa kasar.
Bahasa Sunda juga memiliki beberapa dialek. Ada dialek Priangan, dialek Cirebon, dialek Badui, dialek Brebes, dan sebagainya. Namun satu arti.
Bahkan ada dialek Banten, atau dialek Banyumas (orang Sunda yang bermukim di dua wilayah itu).
Di tanah air sendiri ada banyak bahasa daerah.Â
Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Kebudayaan menyebutkan ada 652 bahasa daerah di Indonesia (data 2002).
Suara.com menyebutkan ada 6 bahasa daerah yang paling digunakan di Indonesia. Yaitu bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Madura, bahasa Bugis, bahasa Banjar, dan bahasa Betawi.
Bahasa Ibu ini bisa salah satu dari bahasa daerah itu. Namun jangan lupa di Indonesia juga banyak pemukim yang berasal dari luar negeri.
Jadi selain salah satu bahasa daerah itu, bahasa ibu yang digunakan di Indonesia bisa bahasa Cina, Arab, India, Pakistan, Inggris, Belanda, Jepang, dan sebagainya.
Salah satu cara melestarikan bahasa Sunda ini adalah dengan memasukkan pelajaran bahasa Sunda di sekolah-sekolah di Jawa Barat (SD, SMP, atau SMA).
Menggelar lomba menulis artikel dalam bahasa Sunda, pemutaran film bahasa Sunda. Atau memberikan penghargaan kepada buku-buku cerita berbahasa Sunda.
"Penghargaan Rancage" yang mungkin pernah Anda dengar adalah yang dimaksud. Pemberian hadiah kepada buku-buku cerita berbahasa Sunda.
Apakah bahasa ibu Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H