Apa mau dikata, Timnas Putri Australia memang berada di atas segalanya dari segala segi daripada Timnas Putri Indonesia.
Skor yang bukan main-main, 18-0 Timnas Putri Australia menelan Indonesia.
Sungguh memalukan sekali.
Kendati kini bisa lolos ke putaran final Piala Asia Wanita, 2022 setelah 34 tahun yang lalu, namun itu hanya sekedar lolos saja. Kekalahan yang benar-benar memalukan. 18-0. Skor apa ini?
Anton Sanjoyo, seorang pengamat sepakbola senior Indonesia angkat bicara soal skor laga pada match day pertama Grup B, Jum'at (21/1/2022) itu.
"Kita sudah berhasil lolos ke putaran final. Namun kita harus akui Timnas Putri ini seperti anak tiri dan tidak diakui," katanya.
Senada dengan pendapat mantan wartawan harian Kompas itu, memang harus diakui jika Timnas Putri Indonesia ini seperti anak tiri yang tidak diakui.
Beruntung dapat lolos ke putaran final dengan menang agregat 2-0 atas Singapura, PSSI sempat mulai membentuk Liga Putri pada tahun 2019.
Namun pada musim berikutnya, 2020 dan 2021 ditiadakan sehubungan dengan Pandemi Covid-19.
Benar apa yang dikatakan pria yang akrab disapa "Bang Joy" itu. Data menunjukkan para punggawa Timnas Putri Indonesia yang dibawa ke India sekarang ini 80 persennya tidak mempunyai klub.
Bang Joy menggumam, dari mana asal usul para pemain yang dibawa itu.
"Mereka main dimana?" katanya.
Realistis, skuat Garuda Pertiwi yang dibawa coach Rudy Eka Priambada kali ini hanya berasal dari Asprov Asprov. Seperti Asprov Sumatera, Asprov Jawa Barat, dan sebagainya.
Bang Joy mempertanyakan "Berapa menit mereka bermain?".
Seperti bumi dan langit, The Matildas (julukan Timnas Putri Australia) para pemainnya bertebaran di klub-klub elit dunia di Inggris, Italia, Spanyol, dan Perancis.
Bahkan Samantha "Sam" Kerr merupakan pemain Chelsea yang adalah pemain kedua terbaik dunia versi FIFA.
The Matildas juga merupakan semifinalis Olimpiade Tokyo 2020 lalu. Tentu dengan demikian jam terbang, pengalaman, dan skill mereka sudah tidak diragukan lagi.
The Matildas juga merupakan langganan kontestan Piala Dunia dan juara AFC Women's Asian Cup 2010 lalu.
Di antara ke 12 tim kontestan Piala Asia Wanita 2022 kali ini, Australia yang berperingkat terbaik (11 FIFA) paling difavoritkan juara.
Itulah sebabnya tidak heran mengapa Garuda Pertiwi ditelan habis-habisan oleh The Matildas. Ditambah lagi, dalam laga yang digelar di Mumbai itu tim dari negeri Kangguru menurunkan skuat terbaiknya.
"Kami memang menurunkan skuat terbaik kami untuk menghormati Indonesia," kata pelatih The Matildas Tony Gustavsson.
"Dikirim ke ajang internasional, ya jadinya hancur," kata Bang Joy.
Nasi sudah menjadi bubur. Seperti ada pepatah pengalaman adalah guru yang terbaik.
Mengaca kepada "bencana" sudah sebaiknya PSSI tidak menganaktirikan lagi sepakbola putri.
Seperti halnya di putra, Liga putri harus dikaji ulang dan difikirkan untuk dibentuk lagi. Agar ada sistem pendidikan yang berjenjang dari Liga 3, Liga 2, dan Liga 1 seperti di kelompok putra.
Dengan demikian, skill dan pengalaman bermain dapat terasah yang akan mematangkan pesepakbola putri yang handal. Setidaknya jangan sampai menjadi lumbung gol lagi seperti melawan Timnas Putri Australia.
Kendala juga dihadapi PSSI tentang kekurangan dana untuk menggelar pelatnas persiapan ke Piala Asia Wanita 2022 kini.
Pengamat lain mengatakan masa PSSI tidak punya anggaran, apakah harus menunggu anggaran dari Kemenpora saja?
Pengamat yang dimaksud, Wesley Hutagalung, mengatakan bahwa dia mendengar bisikan "ini sudah bulan Desember, kita tanding bulan Januari. Kok belum ada pelatnas?"
"Desember loh saya mendengar itu. Federasi yang mengurus sepakbola kemana saja?", kata mantan pemimpin Tabloid BOLA itu.
Tapi pada akhirnya, Timnas Putri sempat ujicoba melawan klub lokal di Jakarta akhir Desember lalu kendati sangat mepet. Hanya sebentar.