Ada cerita rakyat yang beredar, pada saat bangsa Portugis pada saat itu berlayar kapal mereka karam dan terdampar di Halmahera.
Banyak penumpangnya yang selamat namun mereka pada akhirnya masuk ke pedalaman. Dan di sanalah mereka kawin campur dengan penduduk asli suku Lingon.
Sejumlah penduduk suku Lingon sempat mengikuti agama Katolik yang diajarkan orang-orang Portugis itu. Tak berlangsung lama, mereka balik lagi ke kepercayaan mereka yang sudah melekat, animisme dan dinamisme.
Di sejumlah tempat lainnya ada juga yang bermata biru. Namun itu disebabkan mereka menderita apa yang disebut dengan sindrom Waardenburg.
Sindrom Waardenburg ini diderita oleh 1 dari 40.000 orang di dunia atau sekitar 5 persen penduduk dunia.
Mereka mempunyai kelainan genetik, bermata biru. Tidak ada keluhan dengan penglihatannya, namun mereka yang Waardenburg itu sulit untuk melihat benda pada cahaya yang sangat terang, namun uniknya mereka bisa melihat benda dalam kondisi gelap.
Orang Waardenburg juga biasanya memiliki masalah dengan pendengarannya.
Sesuai dengan sebutannya, Waardenburg Syndrome ini diambil dari nama penemunya, seorang dokter asal Belanda, D.J. Waardenburg. Yang pertama kali menemukan penyakit itu pada tahun 1951.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H