Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Patung Kristus Raja, Hadiah Presiden Soeharto yang Gagal Rebut Hati Rakyat Timor Timur

1 Oktober 2021   11:06 Diperbarui: 1 Oktober 2021   11:20 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejatinya Presiden Soeharto pada waktu itu sangat memanjakan penduduk Timor Leste. Dan itu dibuktikan dengan digelarnya pembangunan berbagai macam fasilitas, seperti sekolah, kantor-kantor, atau Bandara Komoro yang terkenal.

Bahkan dibangunnya Patung Kristus Raja juga adalah sebagai hadiah bagi rakyat Timor Timur untuk menyenangkan mereka.

Namun apa daya, dua tahun kemudian muncul peristiwa yang tak terduga di Jakarta. Penguasa Orde Baru itu terpaksa lengser dari jabatannya pada tahun 1998 akibat dari desakan mahasiswa yang tidak menginginkannya.

Tak pelak turunnya Soeharto setelah 32 tahun berkuasa, mempengaruhi juga situasi politik di Timor Timur.

Setahun kemudian, tepatnya pada 30 Agustus 1999 digelar referendum yang disponsori PBB dan menghasilkan mayoritas penduduk Timor Timur ingin berdiri sendiri, lepas dari NKRI.

Dalam sejarahnya, beberapa hari setelah Fretilin menyatakan kemerdekaan mereka dari Portugis yang sudah menjajah mereka, Indonesia menginjakkan kakinya di Timor Timur dengan maksud invasi pada Desember 1975.

Konon pada awalnya Soeharto tidak mempunyai keinginan untuk menjadikan Timor Timur sebagai bagian dari NKRI, namun atas usulan sejumlah intelijen, terutama dari Mayjen Ali Murtopo, membuat Soeharto kudu berpikir ulang.

Salah satu alasannya, karena kelompok Fretilin itu berideologi komunisme yang menimbulkan kecemasan bagi Indonesia.

Semenjak itu pergolakan untuk melakukan perlawanan terhadap pendudukan Indonesia terus gencar digelar. Banyak korban juga dari penduduk.

Karena Timor Timur baru saja ditinggalkan oleh penjajahnya, oleh karenanya dengan alasan rakyat Timor Timur "masih penuh luka" maka kucuran dana dari Jakarta pun deras mengalir untuk membangun warisan porak poranda yang ditinggalkan Portugis.

Bahkan Soeharto pernah menaikkan anggaran APBN untuk lebih lagi meningkatkan kesejahteraan rakyat Timor Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun