° Ketidakterbukaan dalam soal pengelolaan finansial.
° Salah satu atau kedua pihak terlalu berfokus pada mengejar karier.
° Perbedaan keyakinan iman, yang berujung pada kesalahan menginterpretasi. Atau, kalaupun imannya sama, pemahamannya berbeda.
° Fondasi yang mulai goyah, terutama sehubungan dengan pemahaman terhadap tujuan pernikahan.
° Tidak mampu meregulasi emosi.
° Intervensi pihak ketiga. Tidak hanya wanita atau pria idaman lain, tapi juga saudara kandung, saudara ipar, sampai mertua yang banyak mengatur dan mengambil alih otonomi atau kemandirian sang suami istri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H