Seandainya
Bisa memutar waktu
Dan kembali ke masa lalu
Tidak kulepas pujaan hati
Namun nasi telah menjadi bubur
Harapan menjadi bayang~bayang semu
Jika mengingat
Larangan orang tuanya
Memenggal jalinan kasih
Pasti ada rasa sakit, apalagi
Ucapan yang  memanaskan kuping
Sungguh pedih, perih menusuk kalbu
Katanya,Â
Aku keluarga miskin
Aku berpendidikan rendah
Aku hanya seorang buruh pabrikÂ
Aku yang [entah] apalagi ucapannya
Dalam diamÂ
Meskipun kini
Tuhan memberi pilihan lain
Pun tak bisa berlirih dengan selarik kalimat
Selain airmata puja puji syukur kepada~Nya
Atas wanita yang mendampingi hidupku
Yang tidak memikirkan tahta dan harta
Selain ketulusan, keiklasan bersemayam di hatiku
**
Surabaya, 17 Mei 2019Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI