Di kotamu
Lelaki itu bersandar pilu
Meski tak menetes airmata
Terlihat jelas menyimpan lara
Â
Nampak letih dan sayu
Sedang lngkah melambai ragu
Merintih dalam helaan panjang
Dan terdengarlah nama di sayang
 Â
Tak menghirau terik matahari
Dinginnya udara di malam hari
Ia terus melangkah meski tertatih-tatih
Demi cinta dan tulusnya hati pada kekasih
Â
Bunga-bunga kerinduan
Kian hari semakin bergelantungan
Tapi, tidak seorangpun yang tahu
Jikalau sesungguhnya lelaki itu adalah diriku
Â
Mojokerto Juli 2016
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!