Â
pada ruang berukuran kecil
tembok kusam sebagai saksi bisu
jerit tangisan batin lelaki separuh baya
pun airmata mengering tiada setetes mengalir
Â
bayang-bayang lepas terus menghantui
pikiran terombang ambing laku tak bermoral
setelah berbulan-bulan menjerat hasrat
bersetubuh, mencecerkan sperma aksara
Â
sesal mengurung diri, kini
mendekam panjang pemutusan
pasrah menyerah dalam penyesalan
tengadah antara kepengapan kamar dua tiga
Â
titik akhir tanpa koma
jikalau maaf tiada terbalas
pantas kalau terbuang jauh
karena diri tak layak disebut  ayah
Â
Surabaya, 14 Juni 2016
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!