Dengan pemahaman seperti diatas maka kita juga tidak gampang-gampang dalam memilih saham untuk investasi karena kita lebih "waspada" terhadap risiko yang tidak kita ketahui.
Yang berbahaya adalah bila kita tidak tahu kalau "pengetahuan" kita tentang sebuah saham masih sedikit, kita hanya tahu nama perusahaannya, produknya, dan laporan keuangannya namun seolah sudah tahu semuanya mengenai perusahaan tersebut.
 Ini kesalahan terbesar yang sering dilakukan oleh para investor, terutama investor ritel. Mungkin lebih baik kita tidak tahu sama sekali daripada tahu sedikit mengenai sebuah emiten atau sebuah perusahaan.
Kalau kita tidak tahu sama sekali tentu kita tidak akan memilih perusahaan tersebut, Namun kalau kita "merasa tahu" padahal kita hanya tahu sedikit maka ini sangat berbahaya karena kita kurang "waspada" terhadap risiko yang tersembunyi atau yang tidak kita ketahui.
Sebagai contoh kita membeli sebuah saham setelah menonton sebuah Youtube yang membahas mengenai saham ABCD, di sana memang diulas mengenai company profile dan laporan keuangan perusahaan dari emiten tersebut.
Dengan berbekal pengetahuan dari Youtube yang notabene disampaikan oleh "influencer" atau youtuber terkenal kita membeli sebuah saham dengan tingkat keyakinan tinggi.
Padahal itu tingkat keyakinan yang semu, karena kita hanya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di kuadran pertama, hanya hal-hal yang kita tahu bahwa kita mengetahuinya.
Jadi pastikan kita mengerjakan "PR" kita sendiri,
Do Your Own Research (DYOR).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H