Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Impulsive Buying di Pasar Saham

10 Mei 2023   22:41 Diperbarui: 11 Mei 2023   08:31 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara jual beli saham. | Shutterstock/Freedomz via Kompas.com

Kiat ini sangat efektif untuk mencegah keinginan yang tiba-tiba untuk membeli produk, entah karena tampilannya menarik, lagi ngetrend, harganya sedang didiskon gila-gilaan atau karena bujuk rayu penjual yang memuji-muji produknya sendiri.

Di dunia pasar saham, impulsive buying juga menjadi jebakan yang sangat mematikan bagi para pemula yang baru masuk ke dalam pasar saham, baik sebagai investor maupun trader.

Tidak jarang orang membeli saham hanya karena pom-pom yang dilakukan oleh influencer, setelah membaca berita atau mendengar pendapat orang lain atau karena sebelumnya mereka tahunya hanya saham tersebut diantara ratusan saham yang ada di BEI.

Banyak diantara mereka membeli saham hanya berdasarkan kode emiten, tanpa pernah tahu nama perusahaannya, bergerak dalam bidang apa, siapa pemilik atau pemegang saham pengendali, siapa saja direksi serta komsisarisnya, apalagi tahu kondisi keuangannya.

Jebakan impulsive buying di pasar saham bukan hanya mengancam para investor pemula yang masuk ke pasar saham dengan tanpa persiapan yang memadai, tetapi tidak menutup kemungkinan investor pemula yang telah mempersiapkan diri dengan baik juga terkena jebakan ini.

Penyebab utama investor di pasar saham terjebak impulsive buying kebanyakan adalah karena FOMO, mereka tidak mau ketinggalan kesempatan baik yang lewat di depan mata.

Mereka takut kehilangan momentum, sehingga merasa harus mengambil keputusan untuk BELI saat itu juga, kalau terlambat sedikit kesempatan tersebut akan diambil oleh orang lain atau harga sahamnya sudah keburu terbang.

Pada masa awal-awal saya terjun di pasar saham, saya juga pernah mengalami impulsive buying, dan bukan hanya sekali tetapi beberapa kali meskipun sebelumnya saya sudah mencoba mempersiapkan diri dengan baik.

Kejadian pertama saat saya memutuskan membeli saham emiten batubara karena harganya terus bergerak naik. Pada saat itu sektor batubara sedang booming, harga acuan batubara internasional berada pada titik tertingginya.

Pada kondisi tersebut hampir semua perusahaan batubara dan pendukungnya, baik perusahaan besar maupun kecil keuntungannya meningkat berlipat ganda dibanding periode sebelumnya. Ibaratnya beli saham sektor ini sambil merem saja pasti untung.

Dengan latar belakang situasi seperti di atas, ketika ada salah satu emiten batubara yang termasuk dalam lima besar harganya naik berturut-turut dalam beberapa hari belakangan maka saya memutuskan untuk beli saham tersebut tanpa antri alias hajar kanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun