Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Memulai Bisnis Saham di Usia Pensiun, Harus Mulai dari Mana? (Bagian-1)

25 April 2023   15:32 Diperbarui: 26 April 2023   07:08 3743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena Bandarmology di pasar saham, Sumber: investbro.id

Setelah menentukan gaya hidup yang ingin kita jalani setelah pensiun dan menghitung dana pensiun yang kita miliki dan berbagai pertimbangan lainnya, katakanlah kita memutuskan untuk memulai bisnis saham.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana atau dari mana kita harus memulainya? Benarkah tidak ada kata terlambat dalam memulai bisnis saham, bahkan di usia senja kita? Apakah kita masih mampu mengikuti permainan ini mengingat pasar saham tidak kenal ampun dan tidak pandang bulu apakan kita pemula atau professional.

Pandangan atau stigma negatif mengenai betapa berbahayanya terjun di pasar modal tanpa persiapan yang memadai memang bukan sekadar isapan jempol belaka.

Secara umum, permainan di pasar saham menganut konsep zero sum game, yang berarti kalau kita untung maka pasti ada orang lain yang buntung. Dan kalau kita tilik lebih dalam, ternyata permainan di pasar saham bukan sebatas zero sum game saja, malahan kenyataannya adalah negative sum game.

Ya, transaksi di pasar saham sebenarnya adalah negative sum game, sebagai contoh kalau kita untung 1 juta rupiah, orang lain mungkin akan rugi lebih dari 1 juta rupiah karena ada komisi yang harus dibayar baik oleh penjual atau pembeli kepada broker.

Namun demikian bukan berarti kita tidak bisa sama-sama untung di pasar saham. Kalau kita membeli saham perusahaan yang bagus dan sedang bertumbuh maka perusahaan akan menghasilkan keuntungan yang berlipat dalam beberapa tahun ke depan.

Sebagai contoh kalau kita membeli saham sebuah perusahaan seharga 1,000 rupiah per lembar, dan ternyata perusahaan tersebut kinerjanya bagus sehingga harga sahamnya naik menjadi 1,500 rupiah per lembar.

Pada saat harga saham naik kita jual saham tersebut, dan ada orang yang bersedia membeli di harga yang sudah cukup tinggi tersebut. Bila ternyata kinerja perusahaan terus naik maka harga sahamnya akan terus naik, katakanlah menjadi 2,000 rupiah per lembar. Dan orang yang membeli diharga 1,500 juga bisa mendapatkan untung.

Jadi masih ada peluang bagi pemain pasar saham untuk mendapatkan keuntungan bersama-sama meskipun secara umum yang banyak kita temui adalah kisah sedih pemain saham yang bangkrut karena terjebak pada permainan negative sum game.

Dalam permainan negative sum game yang untung besar biasanya adalah bandar atau market maker atau pemain besar (big fund) karena mereka punya kemampuan untuk melakukan riset, propaganda untuk mempengaruhi pasar melalui teknologi dan dana yang mereka miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun