Madu terdiri dari hampir 70 persen fruktosa dan glukosa, 30 persen sisanya adalah gula lainnya. Karena komposisinya sangat mirip, maka madu memiliki indeks glikemik hampir sama dengan gula dan akan meningkatkan kadar gula darah kita sama banyak seperti gula.
Namun demikian, selain efek negatif berupa peningkatan kadar gula darah yang setara dengan gula, madu memang memiliki beberapa kelebihan dibanding gula.
Madu bisa meningkatkan daya tahan tubuh, menghentikan pertumbuhan bakteri sehingga dapat mencegah infeksi. Madu juga dapat membantu proses penyembuhan luka dengan lebih cepat.
Meskipun madu memiliki kandungan nutrisi yang lebih lengkap namun dalam jangka panjang kurang tepat bila  digunakan sebagai pengganti makanan karena madu hanya mengandung mineral dan vitamin yang sedikit.
Selain itu madu sebaiknya tidak diberikan kepada anak usia kurang dari setahun karena mengandung spora dari bakteri botulinum yang bisa menyebabkan keracunan makanan. Saat ini madu yang telah di sterilisasi sudah tersedia dan lebih aman untuk bayi.
Jadi mengganti gula dengan madu akan lebih baik bagi penderita diabetes asal dalam takaran yang sangat sedikit atau takaran yang masih diijinkan untuk gula.
Gula tetap dibutuhkan bagi penderita diabetes, selain sebagai sumber energi juga untuk mengaktifkan hormon insulin dalam tubuh dan agar kerja hormon maksimal sebaiknya saat mengkonsumsi dibarengi dengan makanan yang indeks glikemiknya rendah.
Namun demikian bagi penderita diabetes kebutuhan gula sangat sedikit dibanding orang normal dan tidak boleh lebih dari yang diijinkan meskipun asupan gula tersebut berasal dari madu yang lebih alami.
Salam selalu sehat dan bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H