Akibatnya gula atau glukosa yang sudah terangkut oleh darah tidak terserap dan menumpuk dalam darah sehingga disebut kadar gula darah tinggi.
Karena gula dalam darah tidak bisa dibakar semuanya maka penderita diabetes menjadi kurang bertenaga. Selain itu kerja ginjal akan lebih berat untuk mengeluarkan kelebihan gula dari darah dan membuangnya bersama air seni dan inilah yang disebut dengan kencing manis.
Meskipun demikian bagi penderita diabetes tidak berarti harus menghentikan asupan gula sama sekali, mereka tetap membutuhkan asupan gula namun jumlahnya terbatas.
Menurut ahli gizi dan ilmuwan gula dalam jumlah sedang (4-6 sendok teh) tidak berbahaya, bahkan orang yang sedang diet pun bisa mengonsumsi gula dalam batasan jumlah ini.
Penderita diabetes masih bisa mengonsumsi gula dalam jumlah yang sedikit tapi sebaiknya disertai makanan dengan indeks glikemik rendah (GI), dan akan lebih baik lagi kalau mereka berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter terlebih dahulu.
Fakta Madu yang Katanya Lebih ramah bagi penderita diabetes dibanding gula
Madu memang terlihat lebih alami dan nutrisinya lebih lengkap, tapi bukan berarti mutlak lebih sehat dari pada gula. Ketika penderita diabetes menggunakan madu dan gula pada takaran yang sama, maka madu memang lebih baik.
Namun kalau mereka mengkonsumsi madu lebih dari takaran yang dianjurkan efeknya sama dengan kalau kita mengkonsumsi gula karena faktanya dengan takaran yang sama madu dan gula mengandung kalori yang hampir sama.
Satu sendok teh gula (4 gram) setara dengan 5 ml madu mengandung kalori 68 kilojoule (kJ) untuk gula dan 64 kJ kalori untuk madu. Jadi kalau penderita diabetes mengonsumsi madu sebanyak 1 satu sendok makan atau 15 ml  maka kalori yang dihasilkan sekitar 192 kJ sudah mencapai ambang batas yang diperbolehkan apalagi kalau minumnya tiga kali sehari.
Madu memiliki efek yang sama seperti gula dalam hal peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes. Komposisi madu mirip dengan gula, yang terdiri dari sukrosa (glukosa + fruktosa).