Harga Revvo 89 (RON 89) yang dijual Vivo di pasaran sebesar 8,900 rupiah per liter, sedangkan harga keekonomisan pertalite menurut Pemerintah berkisar antara 13.200 - 17.200 rupiah per liter.
Untuk memudahkan perhitungan, kita menggunakan harga keekonomisan Pertalite menurut perhitungan Menkeu sebesar 14.450 yang didasarkan pada harga minyak dunia sebesar USD 105 per barrel.
Dengan kualitas yang hampir sama selisih antara harga keekonomisan Pertalite dan harga jual Revvo89 sebesar 5.500 rupiah per liter. Bayangkan Vivo yang minyaknya 100% impor bisa jauh lebih murah dari Pertamina yang memiliki sumur minyak dan kilang pengolahan sendiri.
Siapa sebenarnya Vivo ?
Vivo atau PT Vivo Energy Indonesia merupakan kepanjangan tangan dari Vitol Asia Pte, yang merupakan salah satu anak usaha dari Vitol Group, salah satu perusahaan perdagangan energi terbesar di dunia.
Vitol Group awalnya didirikan di Rotterdam, Belanda pada tahun 1966 dan merupakan salah satu perusahaan penyalur BBM terbesar secara global yang beroperasi di lebih dari 40 negara.
SPBU Vivo pertama kali hadir di Indonesia pada 2017 di jalan Raya Cilangkap, Jakarta Timur. Saat ini PT Vivo Energy Indonesia mengoperasikan 18 SPBU di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Sebagian SPBU yang dimiliki Vivo ini awalnya merupakan bekas SPBU Total yang memilih hengkang dari Indonesia, ini setelah perusahaan minyak asal Prancis ini menganggap bisnis hilirnya kurang menguntungkan
Vivo menyalurkan BBM non-subsidi dan hanya menjual BBM jenis umum. Ada tiga jenis BBM yang dijual SPBU Vivo antara lain Revvo 89, Revvo 92 dan Revvo 95.
Revvo 89 adalah BBM jenis bensin dengan harga paling murah yakni Rp 8.900 per liter. Vivo menurunkan harga BBM di tengah kenaikan harga BBM Pertamina dengan alasan untuk menghabiskan stok lama.
Begitu Pertamina mengumumkan kenaikan harga BBM, popularitas Vivo langsung meroket, kalau sebelumnya masyarakat banyak yang tidak mengetahui adanya SPBU Vivo sekarang semua orang justru membicarakan mengenai Vivo.