Tentu saja, teknologi kuantum ini masih dalam tahap pengembangan di laboratorium dan butuh waktu cukup panjang sebelum metode ini dapat diimplementasikan secara masal dalam penggunaan sehari-hari.
Namun demikian cepat atau lambat teknologi kuantum ini akan menjadi standar baru pada semua mobil listrik dan perangkat elektronik dan bahkan di pembangkit tenaga listrik yang memungkinkan kita untuk memindahkan (mengisi dan mengosongkan) energi listrik dalam jumlah besar dalam waktu sekejap.
Bagaimana dengan masa depan mobil listrik di Indonesia?
Sampai saat ini, berdasarkan proyeksi PLN, pada 2022 jumlah mobil listrik diperkirakan mencapai sekitar 4.000 unit dan terus bertumbuh sampai 16 ribuan unit pada 2025 dan 65 ribu unit pada 2030.
Secara jumlah masih sangat kecil dibanding mobil konvensional namun kedepannya laju pertumbuhannya akan terus tinggi sementara mobil konvensional semakin lama akan semakin menurun.
Saat ini harga mobil listrik masih berlipat kali harga mobil konvensional. Sebagai contoh harga EV Tesla model X sekitar 2,9 miliar sementara Kijang Inova hanya sekitar 321 juta dan Ayla cuma 100-an juta.
Harga mobil listrik ini sangat dipengaruhi oleh biaya baterai mobil listrik. Menurut ketua Tim Pengembangan Baterai Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL-BB) BUMN Agus Tjahajana Wirakusumah, komponen baterai itu kira-kira mewakili 35 persen dari biaya produksi kendaraan listrik.
Namun dengan pesatnya kemajuan teknologi pembuatan baterai saat ini termasuk teknologi kuantum, harga baterai semakin lama akan semakin murah dan terjangkau. Sebagai contoh dalam kurun waktu 2010-2020 harga baterai telah turun sebanyak 89%.
Kedepannya penurunan ini akan lebih signifikan sehingga harga baterai akan semakin terjangkau masyarakat menengah kebawah sehingga harga mobil listrik dapat bersaing dengan mobil konvensional.
Jadi sebagaimana perkembangan teknologi yang bersifat eksponensial demikian juga pertumbuhan mobil listrik di Indonesia di masa depan kemungkinan juga bersifat eksponensial sehingga transisi dari mobil konvensional ke mobil listrik mungkin terjadi lebih cepat dari yang diprediksi selama ini.