Apapun Kegiatan Presiden Jokowi selalu menjadi sorotan masyarakat luas, termasuk barang-barang yang dipakai selalu menjadi tren dan diburu orang banyak.
Hal ini sebetulnya wajar saja karena beliau presiden rakyat Indonesia yang berjumlah 278 juta orang, apapun yang dilakukan beliau sebagai seorang "public figure" akan mempengaruhi atau meng-influence orang banyak dan menjadi viral atau menjadi tren baru.
Tidak terkecuali kegiatan berkemah yang di lakukan Presiden Jokowi bersama sejumlah menteri dan jajarannya di titik nol IKN di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada malam tanggal 14 Maret 2022 hingga siang tanggal 15 Maret 2022.
Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Chusmeru mengatakan agenda berkemah Jokowi di Titik Nol bisa memicu tren baru untuk berkemah alam bertema Glamping. Menurutnya wisata glamping berpotensi dikembangkan dalam industri wisata.
Apa yang dikatakan Chusmeru sebenarnya tidak sepenuhnya benar karena wisata alam terbuka baik camping biasa maupun Glamping (glamourous camping) trennya sudah mulai naik sejak pandemi covid muncul dua tahun silam.
Dan kenyataannya apapun yang dilakukan Presiden Jokowi dan diliput media massa secara luas selalu menjadi tren baru dan viral, termasuk kegiatan berkemah atau glamping di titik nol IKN.
Selain kegiatan glamping itu sendiri yang menjadi viral, peralatan berkemah yang dipakai Presiden Jokowi kali ini juga turut viral.
Bila sebelumnya sepatu sneakers, jaket bomber dan pernak pernik yang dipakai Presiden Jokowi saat melakukan kegiatan kenegaraan atau event besar juga turut mejadi viral. Kali ini merek dan jenis Tenda yang dipakai Presiden Jokowi berkemah dicari banyak orang.
Tenda yang digunakan Presiden Jokowi untuk berkemah di IKN bermerek Quechua dengan jenis Arpenaz 4.1 Inflatable air.
Quechua merupakan sebuah merek dagang asal Perancis untuk pakaian dan perlengkapan aktivitas luar ruangan, terutama hiking dan berkemah yang dipasarkan oleh Decathlon, perusahaan ritel yang menjual barang-barang perlengkapan olahraga terbesar di dunia.
Tenda ini terdiri dari ruang utama dengan ukuran 210 centimeter x 280 centimeter dengan  tinggi maksimal 214 centimeter. Tenda diklaim cukup untuk tidur 4 orang dewasa namun idealnya ditempati 2 orang dewasa plus barang-barang agar lebih nyaman.
Selain ruang utama untuk tidur, tenda ini juga memiliki tambahan ruang tamu seluas 6,5 meter persegi. Tenda ini harganya sekitar Rp 6,9 jutaan di sejumlah marketplace seperti shopee, lazada dan tokopedia.
Tren wisata luar ruangan, baik berupa camping atau glamping (glamourous camping) mulai menjadi tren sejak pandemi covid-19 merebak dua tahun yang  lalu. Hal ini disebabkan wisata luar ruangan dilakukan di tempat terbuka yang luas sehingga orang bisa jaga jarak dengan leluasa, dan ini dianggap lebih aman terhadap potensi penularan covid-19.
Wisata glamping atau glamorous camping adalah jenis wisata yang menawarkan kemudahan bagi wisatawan yang ingin merasakan berkemah, tetapi tidak perlu ribet menyiapkan tenda dan peralatan sendiri. Hal itu lantaran biasanya lokasi wisata glamping sudah menyediakan set tenda dan peralatan kemah.
Selain glamping, jenis kegiatan berkemah yang kini juga ngetren adalah berkemah diatas atap mobil, dimana di atas atap mobil dipasang tenda roof top tent, tenda portabel yang siap pakai.
Berkemah menggunakan roof top tent lebih praktis karena kita bisa mendirikan tenda dimana saja, di tempat parkir di rest area, di padang rumput, pinggir pantai dan tempat terbuka lainnya.
Roof top tent ini juga tidak terkendala tanah yang becek dan relatif aman terhadap gangguan binatang melata atau hewan lain karena tempatnya di atas atap mobil, cukup tinggi dan aman dari jangkauan binatang liar.
Wisata dengan roof top tent sejak pandemi tren nya meningkat cukup tajam, banyak orang yang ingin berwisata menyatu dengan alam tapi tetap aman dan praktis karena untuk mendirikan roof top tent hanya butuh waktu kurang dari 5 menit saja.
Popularitas roof top tent sudah hampir menyamai glamping. Glamping tidak memerlukan modal tenda dan pernak-perniknya sebaliknya bila memasang roof top tent di atas mobil membutuhkan biaya 10-20 juta rupiah tergantung ukuran dan bahan yang digunakan.
Namun biaya awal pasang roof top tent ini akan terbayar karena mendirikan roof top tent bisa dimana saja bahkan terkadang bisa gratis bila dilakukan di tempat parkir rest area atau tempat-tempat terbuka yang tidak ada pengelolanya.
Sebaliknya biaya untuk menginap di tenda glamping relatif lebih mahal, bahkan tidak jarang sama atau sedikit lebih mahal dari hotel mewah.
Glamping sebenarnya sudah mulai digemari masyarakat sejak sebelum pandemi covid-19, namun semakin populer setelah pandemi, setelah itu baru menyusul tren camping dengan menggunakan roof top tent.
Jadi apakah tren wisata glamping ini menjadi tren wisata baru setelah Presiden Jokowi berkemah di titik nol IKN atau sebaliknya Presiden Jokowi justru ingin mencoba pengalaman baru wisata glamping yang sedang ngetren ?
Mungkin kedua-duanya benar adanya, wisata glamping memang sedang ngetren namun apa yang dilakukan Presiden Jokowi dengan berkemah di titik nol IKN telah mengangkat citra berkemah di alam terbuka atau glamping ini sebagai wisata alam favorit yang perlu diikuti, khususnya bagi mereka yang tidak mau ketinggalan tren atau FOMO.
Dan yang perlu diingat adalah kegiatan camping merupakan kegiatan luar ruangan yang diperuntukkan bagi mereka yang menyukai kegiatan di alam bebas. Tidak semua orang mau bersusah-susah tidur di dalam tenda yang relatif sederhana dan terbatas fasilitasnya.
Salah satu contohnya kalau mau ke toilet malam-malam harus ke luar dari tenda berjalan menuju ke toilet yang terkadang cukup jauh jaraknya, tidak praktis bagi sebagian orang yang tidak berhobi kegiatan luar ruangan.
Jadi wisata glamping merupakan wisata minat khusus yang tidak semua orang bisa menikmatinya. Fasilitas yang ditawarkan glamping juga bervariasi mulai dari yang sederhana seperti camping biasa sampai yang mewah setara dengan hotel bintang lima.
Saya pribadi sejak pandemi covid-19 ini muncul lebih suka camping biasa atau camping menggunakan roof top tent dibanding glamping karena lebih simple, murah dan lebih menyatu dengan alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H