Akhirnya berbekal beberapa potongan karya komik ini dirangkai menjadi satu kolase agar alur ceritanya menarik dan disertai dengan narasi atau esai mengenai makna dari karya ini dan nilai-nilai yang terkandung serta suasana batin pada saat pembuatan karya tersebut.
Intinya narasinya dibuat sedemikian rupa sehingga agak sedikit dramatis dan bombastis, terutama di bagian yang mengisahkan perjuangan yang dilakukan dalam membuat karya tersebut.
Saya tidak tahu berapa nilai dari portofolio yang dibuat anak saya, namun pada saat pengumuman UTBK-SBMPTN ternyata anak saya diterima pada pilihan pertama yaitu jurusan desain interior ITS Surabaya.
Ini benar-benar surprise, ternyata usaha kami tidak sia-sia mengumpulkan lembaran karya yang tercecer dan sudah bertahun-tahun tersimpan di gudang. Segala puji syukur kami panjatkan atas kemurahan-Nya dan kebaikan-Nya pada anak kami.
Ketika kami melihat nilai atau skor UTBK-SBMPTN anak kami memang tidak terlalu bagus, bila memilih jurusan yang tidak menyertakan portofolio pastilah tidak lolos melalui jalur SBMPTN ini.
Jadi jangan remehkan kemampuan non-akademis, terkadang ketrampilan ini yang menentukan lolos atau tidaknya masuk Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur SBMPTN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H