Dengan begitu banyak dampak negatif dari tes antigen sebagai syarat melakukan perjalanan dalam negeri maka memang perlu dikaji ulang antara manfaat dan mudharatnya, terlebih untuk saat ini dimana banyak orang telah divaksin dan tingkat keparahan varian baru Covid-19 yang semakin turun.
Selama tingkat penularan dan tingkat keparahan masih tinggi seperti sebelum ini, tes antigen ini merupakan cara yang cukup ampuh untuk mendeteksi orang yang terinfeksi Covid-19. Hal ini wajib dilakukan untuk meredam laju penularan terutama dari mereka yang OTG agar laju penularan dapat ditekan.
Di sisi lain hasil tes antigen ini juga tidak seratus persen bisa dipercaya atau akurat, kadang juga di tes antigen negatif tetapi saat di tes PCR negatif atau sebaliknya.
Dan hal ini tentu dipengaruhi oleh cara pengambilan sampel yang berbeda-beda tergantung dari masing-masing individu yang melakukannya.
Sebagai contoh, di klinik dekat rumah yang menyediakan jasa tes antigen, petugasnya sangat saklek, saat ambil sampel betul-betul sampai masuk ke dalam diputar-putar cukup lama melebihi pengambilan sample tes PCR. Padahal di tempat lain tidak separah itu, bahkan saya pernah mengalami diambil sample untuk PCR tidak "berasa" dan tidak sakit seperti biasanya.
Jadi berdasarkan kondisi saat ini dan beberapa pertimbangan di atas saya setuju tes antigen sebagai syarat bepergian dalam negeri dihapus.
Namun, sebagai gantinya cek temperatur tubuh dan cek telah divaksin (peduli lindungi) wajib dilakukan dan dimonitor dengan ketat.
Selain itu prokes standar seperti pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan wajib dilakukan sebelum benar-benar terbukti bahwa pandemi telah berakhir di seluruh dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H