Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Omicron, Akankah Jadi Vaksin Alami Mempercepat Terbentuknya Herd Immunity?

9 Februari 2022   23:02 Diperbarui: 11 Februari 2022   19:00 1532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vaksin. (Foto: GETTY IMAGES via BBC INDONESIA/kompas.com)

Awal bulan Februari ini laju penyebaran varian Omicron di Indonesia meningkat cukup signifikan sehingga Pemerintah mulai mengambil langkah-langkah antisipasi untuk menekan laju penyebaran Omicron.

Seperti kita ketahui, varian Omicron ini mempunyai tingkat penularan yang tinggi, berlipat kali dari varian sebelumnya namun gejalanya ringan bahkan ada yang tanpa gejala sama sekali.

Jumlah kasus baru covid-19 di Indonesia, pada muakhir tahun 2021 sampai dengan awal tahun 2022 hampir tidak ada atau mendekati nol, namun sejak tanggal 7 Januari mulai terdeteksi kasus baru sekitar 500-an kasus per hari.

Pada tanggal 15 Januari jumlah kasus baru mencapai sekitar 1000-an kasus per hari dan terus meningkat dan pada akhir Januari atau per 31 Januari jumlah kasus baru harian mencapai 10,000 kasus per hari. Bahkan pada tanggal 6 Februari yang lalu jumlah kasus baru meroket mencapai sekitar 36 ribu kasus dalam sehari.

Kasus harian Covid di Indonesia, Sumber: worldometers.info
Kasus harian Covid di Indonesia, Sumber: worldometers.info

Masuk minggu ke dua di bulan Februari ini beberapa rekan kerja saya di kantor mulai terpapar virus Omicron dan jumlahnya terus meningkat namun tidak se-gawat gelombang kedua pertengahan tahun yang lalu, selain kasus baru harian masih dibawah gelombang kedua juga gejalanya jauh lebih ringan sehingga cepat recovery-nya.

Namun demikian, yang menjadi kekhawatiran baik pemerintah, masyarakat atau pelaku usaha adalah penularan kasus ini masih akan terus meningkat. Puncak dari penularan varian Omicron ini diramalkan akan terjadi di akhir bulan Februari ini dan diprediksi jumlahnya lebih besar dua sampai tiga kali dibandingkan puncak gelombang varian Delta.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan resminya pada tanggal 31 Januari 2022. "Jadi kalau puncaknya kita dulu pernah 57 ribu kasus per hari, kita mesti siap-siap dan hati-hati dan waspada. Tidak perlu kaget kalau melihat di negara-negara lain itu bisa dua kali sampai tiga kali di atas puncak Delta".  (Kompas.com, 1/2/2022)

Meskipun gejalanya ringan seperti flu biasa, namun peningkatan kasus harian dua sampai tiga kali lipat perlu diwaspadai karena bila banyak orang yang sakit secara bersamaan dan tidak bisa bekerja hal ini akan menyebabkan dunia usaha juga akan terganggu bahkan bisa berhenti sementara waktu.

Sementara itu fasilitas kesehatan kemungkinan juga akan mengalami over-capacity seperti pada saat puncak gelombang Delta. Meskipun Omicron bergejala ringan namun bagi para lansia dan pasien dengan kormobid tidak menutup kemungkinan akan bergejala berat sehingga perlu di rawat di Rumah Sakit.

Namun dibalik masalah-masalah yang kemungkinan besar akan terjadi pada saat puncak penularan Omicron, bila kita bisa melewati masa-masa puncak ini kabar baiknya adalah sebagian besar dari mereka yang terpapar ini setelah sembuh akan memiliki kekebalan alami yang lebih kuat dari sebelumnya.

Para ilmuwan telah mencatat varian Omicron telah bertindak sebagai vaksin Covid-19 alami bagi puluhan juta orang di seluruh dunia. Hal ini disebabkan kebanyakan orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau gejalanya sangat ringan sehingga lebih cepat recovery-nya.

Salah satu ilmuwan yang mendukung hipotesa ini, Dr Vishal Sehgal -kepala layanan medis di Portea MeMedical di India- menyatakan varian Omicron bertindak sebagai vaksin Covid-19 alami karena tingkat fatalitasnya rendah sehingga sebagian besar orang yang terpapar dapat bertahan.

Seorang Ahli Biologi molekuler, Nicanor Austriaco, juga berpendapat bahwa varian Omicron ini adalah awal dari akhir pandemi virus corona. Karena, varian Omicron ini bisa memberikan jenis kekebalan populasi yang bisa menstabilkan masyarakat.

Selain lebih mudah menular, Omicron juga kemampuan menghindari vaksin dan menyebabkan infeksi ulang.

Namun demikian sudah ada bukti mereka yang telah disuntik dosis ganda atau telah menerima booster lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit atau meninggal jika terkena varian ini.

Secara umum, gejala awal varian Omicron, antara lain:

  • Kelelahan
  • Demam
  • Pegal-pegal
  • Sakit kepala
  • Keringat malam
  • Pilek
  • Tenggorokan gatal

Di sisi lain, berdasarkan hasil penelitian sampai saat ini menunjukkan bahwa varian Omicron memiliki masa inkubasi yang lebih pendek. Inkubasi adalah waktu antara seseorang tertular virus sampai muncul gejalanya. Studi menunjukkan bahwa gejala varian Omicron dapat muncul dalam dua hari setelah infeksi.

Pada varian awal virus corona, gejala biasanya muncul dalam lima hingga enam hari setelah infeksi. Varian Delta, contohnya, diperkirakan empat hari.

Hal ini telah mendorong beberapa negara, termasuk AS dan Inggris, untuk mempersingkat masa isolasi menjadi lima hari demi mengurangi masalah bagi warga yang diminta untuk tidak bekerja atau tidak sekolah.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah menerbitkan panduan yang memungkinkan orang yang dites positif Covid untuk bergaul dengan orang lain setelah lima hari isolasi, tetapi dengan persyaratan tidak lagi memiliki gejala atau sudah membaik.

Untuk menghitung periode isolasi 5 hari, hari 0 adalah hari pertama gejala terjadi. Bila masa inkubasi selama dua hari diperhitungkan, maka ada 7 hari dari mulai terpapar virus. Namun demikian tetap disarankan untuk menggunakan masker dengan ketat selama lima hari ke depan bila bertemu orang banyak.

Banyak orang dengan Covid tidak mengalami gejala selama infeksi. Bagi orang yang tidak bergejala perlakuannya sama dengan orang yang memiliki gejala.

Apakah orang tanpa gejala (OTG) dapat menulari orang lain?

Berdasarkan sejumlah penelitian dapat disimpulkan bahwa orang yang terinfeksi Covid meskipun tanpa gejala namun mereka masih dapat menularkan virus corona kepada orang lain.

Justru mereka lebih berbahaya dibanding orang yang bergejala karena mereka tidak menyadari kalau dirinya terinveksi Covid sehingga mereka tidak melakukan isolasi atau menerapkan prokes pencegahan penyebaran virus.

Diperkirakan hal ini terjadi pada varian Omicron dalam proporsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan varian-varian sebelumnya.

Dengan laju penularan yang sangat tinggi dalam waktu yang cepat maka jumlah orang yang terpapar baik yang bergejala maupun tidak akan sangat masif dan hampir merata pada seluruh populasi.

Dan bila mengacu pada kesimpulan para ilmuwan bahwa varian Omicron telah bertindak sebagai vaksin Covid-19 alami bagi yang terinfeksi, sementara jumlah orang yang terinfeksi hampir merata pada seluruh populasi maka dengan demikian terbentuklah herd immunity secara alami dalam waktu yang relatif singkat.

Dengan terbentuknya herd immunity secara alami dalam waktu yang relatif singkat maka dapat dikatakan bahwa varian Omicron ini merupakan awal dari akhir pandemi virus corona yang sudah melanda dunia dan Indonesia pada khususnya selama dua tahun belakangan ini.

Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun