Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

PTM 100 Persen sebagai Momentum untuk Memperbaiki Study-Life Balance

16 Januari 2022   11:12 Diperbarui: 16 Januari 2022   17:06 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN 010 Batam Kota, Batam, Kepulauan Riau, Senin (10/1/2022).| Sumber: ANTARA FOTO/TEGUH PRIHATNA

Ini artinya ilmu yang didapat dari pembelajaran kelas online yang disampaikan oleh para guru hanya masuk sebagian sehingga siswa itu sendiri yang harus lebih aktif untuk belajar mandiri baik melalui google, YouTube atau bertanya pada orangtua dan sanak saudara. 

Jadi anggapan bahwa semakin lama waktu belajar semakin baik atau sekolah full day lebih baik dari sekolah biasa tidak sepenuhnya benar. Dengan perkembangan teknologi digital saat ini maka sumber ilmu bukan hanya dari sekolah atau dari guru yang mengajar di sekolah.

Sumber ilmu bisa berasal dari mana-mana, terutama dari internet. Tugas utama sekolah adalah menyediakan kerangka kerja atau kisi-kisi pembelajaran, membantu menjelaskan dan memberikan konsultasi dan memvalidasi hasil belajar siswa.

Siswa harus lebih banyak belajar mandiri, bukan hanya dari internet namun yang lebih penting siswa harus belajar mengembangkan diri, mempelajari keterampilan dasar hidup, bersosialisasi, membangun komunitas, menyalurkan hobi dan kegiatan lain yang bisa dilakukan diluar jam sekolah.

Bila sebelum pandemi waktu belajar di sekolah dari normal sekitar 5-6 jam per hari diperpanjang menjadi 8 jam sehari pada sekolah full-day, maka setelah pandemi ini perlu dipertimbangkan agar waktu belajar di sekolah dikurangi menjadi hanya 3-4 jam sehari.

Pengurangan waktu belajar di sekolah ini akan memberikan lebih banyak waktu bagi siswa untuk mengembangkan minat dan bakat, bersosialisasi dan mengasah soft-skill sehingga tercapai study-life balance yang optimal sehingga setiap siswa bisa mencapai performa terbaiknya.

Selain itu cara pembelajaran gaya lama yang menganggap guru sebagai satu-satunya sumber untuk mendapatkan ilmu sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan jaman, khususnya perkembangan teknologi digital.

Dengan pengurangan jam belajar di sekolah menjadi 3-4 jam per hari juga akan mengurangi risiko penularan covid-19 sehingga keberlanjutan kegiatan PTM kali ini dapat berjalan terus tanpa ada lonjakan kasus yang berarti dan sampai pandemi ini reda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun