Tindakan ini sangat efektif untuk menjaga tindakan kita selalu dalam koridor kesopanan dan norma masyarakat.
Dengan menerapkan etika komunikasi pada saat kita sedang menghadapi situasi yang sulit dan emosional sangat membantu kita untuk meredam emosi kita. Emosi yang terkontrol akan mencegah amarah yang meluap-luap atau berlebihan.
Dan dengan demikian etika komunikasi akan menghindarkan kita dari banyak masalah yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Kadangkala ungkapan "Mulutmu Harimaumu" tetap relevan agar kita tidak jatuh ke dalam masalah yang lebih besar karena salah kata.
Banyak contoh hanya gara-gara kemarahan sesaat yang dipicu hal sepele menyebabkan masalah besar yang berkepanjangan. Salah satu yang viral beberapa waktu yang lalu adalah kasus antara "anak jenderal" dan ibunda anggota DPR.
Contoh lain pentingnya menjaga etika komunikasi agar tidak berakibat fatal adalah dalam komunikasi sehari-hari di tempat kerja. Bila kita tidak bisa menjaga etika komunikasi dan meluapkan marah kepada atasan maka tamat sudah karir kita di perusahaan tersebut.
Namun demikian adakalanya salah satu pihak sengaja membuat drama, menyuarakan seolah-olah dia adalah korban, sehingga sikap kita menunda reaksi dianggap sebagai respon pihak yang salah. Jadi harus tetap bijaksana dalam menerapkan etika dalam berkomunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H