Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Multitasking, Task-Switching dan Deep Work Vs Produktivitas di Tempat Kerja

7 Desember 2021   20:02 Diperbarui: 8 Desember 2021   10:00 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja multitasking. Sumber: thegreatcoursedaily via grid.id

Bila akan melakukan multitasking di tempat kerja kita harus berhati agar secara safety aman dan bukan tugas dengan kategori "penting sekali".

Multitasking mungkin juga cocok untuk menyelesaikan  tugas yang memerlukan update informasi secara real time. Sebagai contoh menyusun laporan sambil membaca email mengenai informasi terkini yang dubutuhkan untuk membuat laporan.

Task Switching merupakan metode yang moderat yang menjembatani antara multitasking dan deep work. Metode ini bisa diterapkan untuk pekerjaan kantor dimana tugas bertumpuk-tumpuk dengan deadline yang ketat.

Task Switching merupakan keseimbangan antara kecepatan dan kualitas. Kebanyakan pekerjaan atau tugas dikantor harus segera diselesaikan secepatnya sehingga terjadi trade-off antara kecepatan eksekusi dengan kualitas pekerjaan.

Metode bekerja yang paling ideal adalah Deep Work. Metode kerja ini dilakukan untuk menghasilkan hasil kerja yang sempurna atau sebuah mahakarya yang sama sekali baru, orisinal dan tidak ada duanya.

Deep work memerlukan totalitas, konsentrasi penuh dan fokus pada kualitas kerja yang sempurna. Metode Ini juga memerlukan sebuah proses pemikiran yang sangat dalam untuk menghasilkan karya yang bernilai tinggi.

Ilustrasi
Ilustrasi "retreat" dan mengisolasi diri sebagai bagian dari ritual Deep Work, Sumber: Psychologies.co.uk

Jadi mana dari metode kerja di atas yang paling efektif untuk meningkatkan produktivitas tergantung dari sifat pekerjaan itu sendiri. Ada pekerjaan rutin yang harus diselesaikan dengan cepat tanpa berpikir, ada pekerjaan yang memerlukan pemikiran mendalam dan konsentrasi penuh dan ada yang berada diantara keduanya.

Yang perlu diperhatikan adalah, bila kita salah memilih metode yang kita gunakan maka akan menyebabkan produktivitas tidak maksimal atau bahkan dapat merusak karir dan potensi diri kita.

Referensi

[1] Rubinstein, J. S., Meyer, D. E. & Evans, J. E. (2001). Executive Control of Cognitive Processes in Task Switching. Journal of Experimental Psychology: Human Perception and Performance, 27, 763-797.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun