Sementara untuk biaya pengobatan harus ditanggung sendiri, kalau kita ikut BPJS kita masih mengeluarkan biaya untuk iuran BPJS dan obat-obatan atau terapi diluar yang ditanggung BPJS.
Jadi selain gaya hidup sederhana dan hemat, juga perlu dipersiapkan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat juga harus mulai dibiasakan jauh-jauh hari sebelum pensiun. Pada prinsipnya penyakit degeneratif dan penurunan fungsi organ tubuh adalah hal yang pasti dan tidak dapat dihindari namun bisa diperlambat dengan gaya hidup yang sehat.
Kembali pada topik mengelola keuangan menjelang masa pensiun atau masa tidak produktif. Metode yang telah kita bahas diatas merupakan salah satu alternatif merencanakan keuangan menjelang pensiun dengan mengadaptasi metode Nabi Yusuf ribuan tahun yang lalu, ini hanya sebagai contoh atau referensi. Metode ini merupakan metode yang ideal dan mungkin sulit untuk diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Ada banyak variasi metode untuk merencanakan keuangan menjelang pensiun tergantung dari kondisi kesehatan, pekerjaan, keluarga dan banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Ada orang yang pensiun di usia 55 tahun atau lebih awal, ada yang sampai 60 tahun atau 70 tahun dan ada yang sanggup dan bisa bekerja sampai akhir hayat.
Setiap orang harus bisa mengukur kemampuannya sendiri karena batasan tiap-tiap orang berbeda-beda bisa karena faktor kesehatan, usia pensiun normal, masalah keluarga dan sebagainya.
Rule of thumb untuk hal ini adalah, sebaiknya dimulai sedini mungkin sebelum tiba masa tidak produktif, bisa 10 tahun, 7 tahun, 5 tahun atau 3 tahun sebelumnya. Selain lama waktu persiapan -lebih awal lebih baik- intensitas atau besaran prosentase penghasilan yang bisa kita sisihkan akan menentukan tingkat keberhasilan persiapan masa pensiun.
Hal yang paling utama adalah kita harus punya perencanaan atau planning untuk masa pensiun. Dalam perjalanannya kadang kita tidak bisa mencapai apa yang kita rencanakan. Namun hal itu jauh lebih baik dibanding tidak ada atau tidak punya planning sama sekali.
Filosofi dari perencanaan keuangan menjelang pensiun adalah kita harus punya "bekal" untuk memasuki masa pensiun atau setelah kita tidak punya penghasilan tetap dan bagaimana merubah pelan-pelan gaya hidup mendekati gaya hidup pensiunan agar tidak terjadi perubahan gaya hidup yang terlalu mendadak ataupun "post power syndrome".
Hal lain yang penting adalah wujud dari "bekal" atau jenis investasi apa yang sebaiknya kita pilih. Dalam hal ini sebaiknya kita harus punya "passive income". Passive income dapat berupa deposito, obligasi, reksadana ataupun rumah untuk disewakan atau dijadikan kos-kosan. Meskipun kecil, passive income dapat menopang kelangsungan hidup secara minimal.
Dalam dunia investasi berlaku hukum "no risk no gain", dan bagi pensiunan lebih baik low risk low gain daripada resiko uang hilang atau rugi.
Di jaman digital saat ini berinvestasi bisa dilakukan dengan ujung jari, banyak aplikasi yang mempermudah untuk melakukan investasi. Namun demikian prinsip kehati-hatian dan pengetahuan yang cukup menjadi syarat utama sebelum memilih jenis investasi yang terbaik.