Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belajar dari Nabi Yusuf dalam Mempersiapkan Masa Pensiun

18 November 2021   19:46 Diperbarui: 18 November 2021   19:54 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah Nabi Yusuf telah menginspirasi dan menjadi acuan banyak orang dalam mengatur keuangan untuk masa depan termasuk masa pensiun. Kisah ini berawal ketika Raja Mesir bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina gemuk dimakan tujuh sapi betina kurus, dan tujuh bulir gandum hijau dimakan tujuh bulir gandum kering.

Ketika terbangun dari tidur, sang Raja diselimuti rasa penasaran tentang mimpinya itu. Kemudian sang Raja memanggil semua penasihat, peramal dan semua orang bijak dan berilmu di seluruh wilayah Mesir untuk mencari tahu apa arti dari mimpinya. Dari sekian banyak orang bijak di Mesir, ternyata hanya Nabi Yusuf yang bisa menerjemahkannya.

Nabi Yusuf kemudian menjelaskan bahwa mimpi itu adalah peringatan dari Sang Pencipta akan datangnya tujuh tahun masa kelimpahan dan tujuh tahun masa paceklik. Oleh karena itu bangsa Mesir harus menyikapi dengan bijaksana masa-masa kelimpahan dan kekurangan agar dapat  melewati masa sulit dengan selamat.

Pada tujuh tahun masa kelimpahan, hasil panen di seluruh wilayah Mesir selalu melimpah. Hasil panen tersebut dipergunakan untuk makan secukupnya saja, sebagian besar dari hasil panen disimpan pada lumbung-lumbung raksasa untuk kebutuhan di masa paceklik. Sebab, setelah itu akan datang tujuh tahun masa paceklik dimana apa saja yang ditanam tidak akan menghasilkan. Persediaan pangan akan sangat berguna untuk bertahan hidup pada masa tersebut.

Demikian juga dalam kehidupan kita masing-masing, ada masa produktif dan masa tidak produktif. Ketika masa produktif, kita masih bisa bekerja menghasilkan uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk disimpan untuk kebutuhan di hari tua. Pada saat sudah pensiun atau sudah tidak mampu bekerja lagi, praktis kita hanya mengandalkan apa yang telah kita simpan sebelumnya untuk menopang kehidupan di masa tidak produktif ini.

Kembali pada kisah Nabi Yusuf diatas, bagi karyawan atau pegawai seperti saya, tujuh tahun menjelang masa pensiun adalah masa paling produktif atau masa puncak untuk mengumpulkan tabungan untuk masa depan.

Pada periode tujuh tahun sebelum pensiun biasanya kita sedang berada di puncak karir, dimana pendapatan besar namun pengeluaran juga besar. Inilah yang sering membuat kita terlena, begitu pensiun baru terasa seperti jatuh dari awan-awan ke bumi, syok dan tidak enak, mungkin bahkan menyakitkan.

Sebenarnya bukan hanya berhentinya penghasilan atau gaji yang kita terima yang membuat masa pensiun terasa berat, namun yang sering tidak disadari adalah gaya hidup atau life-style kita. Tidak jarang orang yang pensiun dengan pesangon yang sangat besar dalam hitungan 1-2 tahun sudah tidak punya uang simpanan lagi.

Uang pesangon yang seharusnya menjadi passive income habis tak berbekas, hal ini dikarenakan gaya hidup yang tetap sama seperti sebelum pensiun. Jadi perubahan gaya hidup atau lebih tepatnya penyesuaian gaya hidup sangat penting antara sebelum dan sesudah pensiun.

Perubahan gaya hidup tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba, perubahan ini harus dilakukan secara bertahap karena juga menyangkut status kita dan ekspektasi orang lain terhadap kita. Namun mau tidak mau dan suka tidak suka kita harus mulai realistis meskipun status atau jabatan kita ditempat kerja sedang menuju puncak namun secara jangka panjang sebenarnya  kita "harus" menurun untuk menyesuaikan dengan masa pensiun dimana status dan jabatan langsung menuju titik nol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun