Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tiga Destinasi "Sate Legendaris Paling Mak Nyuss" yang Wajib Dicoba

27 September 2021   22:04 Diperbarui: 28 September 2021   06:23 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Sate Maranggi, Sumber: resepsedap.netlify.app

Bertamasya jarak jauh dengan mengendarai mobil sendiri punya keunikan tersendiri, bukan hanya destinasi wisata yang dituju namun dalam perjalanan itu sendiri banyak pengalaman dan keunikan yang bisa dinikmati. 

Salah satunya adalah kita bebas berhenti dimana saja sekedar untuk menikmati pemandangan atau mencicipi kuliner khas daerah tersebut.

Dalam beberapa kali perjalanan jarak jauh "Keliling Jawa" yang saya lakukan ada beberapa destinasi kuliner favorit yang sayang untuk dilewatkan, salah satunya adalah Sate. 

Perjalanan "Keliling Jawa" atau "tour de Java" ini sebenarnya adalah perjalanan liburan atau tamasya dari kota ke kota, mulai dari Surabaya ke Jakarta melewati kota Jogja dan Bandung sebagai destinasi wisata antara.

Kota Jogja selalu menjadi destinasi awal karena suasananya yang "ngageni" dan dari sana bisa melanjutkan perjalanan lewat jalur Selatan atau lewat Pantura via Semarang. 

Bila melewati jalur Selatan kita akan melewati kota-kota Puworejo, Kebumen, Wangon, Ciamis, Tasikmalaya dan Bandung. Bila melewati jalur Pantura dari Jogja kita melewati kota-kota Kartasura, Boyolali, Salatiga Semarang, Kendal, Pekalongan, Tegal dan Cirebon. Dari Cirebon bisa langsung ke Jakarta atau ke Bandung.

Dalam perjalanan Keliling Jawa ini setidaknya ada tiga destinasi kuliner Sate yang sangat legendaris dan unik yang wajib dicicipi. Destinasi yang pertama adalah Sate Klatak di daerah Pleret, Bantul, Jogja. 

Sate ini sangat unik karena beda dengan sate biasa. Pertama potongan dagingnya berbentuk dadu dan ukurannya lebih besar dari sate umumnya. 

Kedua potongan daging tersebut ditusuk menggunkan jeruji sepeda tidak seperti sate biasa yang pakai tusukan dari bambu. Ketiga bumbunya minimalis hanya ditaburi sedikit garam pada saat dibakar, jadi plain namun justru rasa dagingnya lebih dominan dan mak nyuss.

Menurut sejarahnya, pada awalnya Sate Klatak ini diperkenalkan oleh mbah Ambyah.  Beliau berjualan di pasar Jejeran, Pleret, Bantul pada malam hari dibawah pohon melinjo setelah pasar tutup. 

Konon kabarnya nama sate Klatak berasal dari suara saat sate dibakar dengan hanya ditaburi garam sehingga menimbulkan bunyi klatak-klatak, versi lain klatak adalah nama buah melinjo dimana awalnya sate ini dijual dibawah pohon melinjo. Usaha  tersebut kemudian diturunkan pada anak-anaknya

Dalam perkembangannya Sate Klatak menjadi sangat terkenal, sehingga membuat banyak warga sekitar Jejeran yang meniru dan membuka warung sate yang sama dengan lokasi yang berdekatan. 

Saat ini bahkan telah banyak berdiri restoran Sate Klatak yang dikelola secara profesional di sekitar pasar Jejeran maupun di tempat-tempat strategis di sepanjang jalan akses yang menuju ke pasar Jejeran.

Bila kita ingin merasakan rasa Sate Klatak yang lebih "orisinil" sebaiknya kita datang ke Pasar Jejeran pada malam hari. Di emperan kios-kios pasar Jejeran yang telah tutup ini para pengunjung bisa menikmati Sate Klatak sekaligus merasakan pengalaman jaman awal-awal Sate Klatak diperkenalkan oleh mbah Ambyah.

Sate Klatak di Pasar Jejeran, Pleret, Bantul, Yogyakarta. Sumber: dokumen pribadi
Sate Klatak di Pasar Jejeran, Pleret, Bantul, Yogyakarta. Sumber: dokumen pribadi

Destinasi yang kedua adalah Waroeng Sate Kardjan yang berlokasi di Jalan Pasirkaliki No 43, Arjuna, Cicendo, Kota Bandung. Destinasi ini merupakan salah satu tempat makan legendaris di Bandung yang menyajikan sate buntel sebagai menu utamanya. 

Waroeng Sate Kardjan ini dirintis oleh Pak Kardjan sejak tahun 1925 dengan menggunkan gerobak di Klaten, kemudian sekitar 1960 mereka pindah ke Bandung dan menempati lokasi ini sampai sekarang. 

Lokasinya berada di komplek TNI AD dan tidak jauh dari simpang Hotel Hilton, saya kurang tahu mengapa warung sate ini bisa berada di kompleks TNI AD.

Meskipun sudah memiliki beberapa cabang di kota Bandung lokasi ini merupakan tempat paling favorit dan penuh kenangan khususnya bagi yang pernah tinggal atau kuliah di Bandung. 

Bagi mereka yang dulu pernah kuliah di kota Bandung dan mengalami jaman kuliah sebagai "jaman yang susah", Waroeng Sate Kardjan adalah tempat makan "mewah" bagi mereka saat itu. 

Setelah mereka sukses berkarir di tempat lain dan kebetulan ada kesempatan berkunjung ke kota Bandung lagi maka tempat ini sangat pas untuk "balas dendam".

Sebagai pelopor menu sante buntel tertua di Bandung. Waroeng Sate Kardjan hanya menempati sebuah bangunan sederhana dengan gaya jadul. 

Di dindingnya terdapat pajangan berupa poster menu dan lukisan wayang. Untuk menunya terdiri dari beraneka macam sate namun menu paling favorit adalah sate buntel yang jadi juara di sini.

Sate buntel sebenarnya merupakan makanan khas Surakarta yang diolah dari daging kambing cincang dan dibungkus dengan lemak kambing kemudian dibakar dengan bumbu khas merica dan kecap manis. 

Sate buntel di sini disajikan dengan menggunakan hotplate. Sebagai pendampingnya, juga diberikan tiga piring kecil yang masing - masing berisi bumbu kacang, bumbu sambal kecap dan satu piring lagi berisi acar meliputi potongan tomat, kol, timun, dan irisan bawang merah.

Foto Sate Pak Kardjan, Bandung. Sumber: Travelingyuk.com
Foto Sate Pak Kardjan, Bandung. Sumber: Travelingyuk.com

Daging buntelnya terasa empuk dan tidak terlalu manis, bahkan tidak alot saat digigit. Selain itu, potongan dagingnya juga sempurna dan tidak terlalu besar, sehingga mudah ditelan bulat-bulat.

Selain sate, Waroeng Sate Kardjan juga menyediakan menu lainnya diantaranya adalah gulai tulang, kambing guling, gulai kambing, tongseng kambing, nasi goreng kambing, tongseng daging sapi, dan aneka minuman menyegarkan.

Destinasi yang ketiga mungkin sudah banyak yang mengetahuinya karena sangat populer, apalagi kalu bukan Sate Maranggi. Sate Maranggi Purwakarta yang sangat legendaris adalah Sate Maranggi Haji Yetti di daerah Cibungur, Purwakarta. 

Lokasinya cukup strategis berada di pinggir jalan utama Cikampek Purwakarta. Bila sedang melintas ruas toll Cipali bisa keluar exit toll Cikopo atau bila melewati jalan toll Purbaleunyi bisa keluar exit toll Sadang.

Warung Sate Maranggi Haji Yetty sudah berdiri sejak tahun 1985 dan meskipun lokasinya agak keluar kota namun tidak menyurutkan niat pelanggannya untuk mendatanginya. 

Apalagi tidak jauh dari situ terdapat banyak kompleks perindustrian sehingga banyak orang-orang kantoran kalau siang datang kesana untuk makan siang atau menjamu relasi.

Sate Maranggi sangat populer karena cita rasanya yang sangat kaya dan berbeda dengan jenis sate lainnya. Sate Maranggi terasa begitu nikmat karena bumbunya terasa meresap ke dalam daging ini karena daging untuk Sate Maranggi direndam dulu dalam bumbu sebelum dibakar. 

Selama sate dibakar, bumbu juga terus dioleskan kembali ke atas daging. Itulah sebabnya bumbu bakar Sate Maranggi sangat meresap ke dalam daging sate.

Bumbu bakar Sate Maranggi terdiri dari berbagai rempah dan bumbu-bumbu lainnya. Namun bahan yang paling unik adalah bunga kecombrang dan tepung ketan yang membuat Sate Maranggi terasa semakin mantap. 

Sate Maranggi Purwakarta biasanya disajikan dengan kecap dan acar sambal tomat. Acar sambal tomat terbuat dari irisan tomat, cabe rawit, bawang merah, kecap serta daun kemangi.

Demikian pengalaman saya berburu kuliner sate pada saat bertamasya keliling Jawa. Ketiga destinasi diatas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang tidak mungkin dibandingkan karena merupakan keunikan masing-masing. 

Selain itu rasa itu menyangkut selera yang berbeda-beda bagi tiap orang. Bisa jadi ketiga kategori Sate diatas adalah sate paling nikmat di dunia bagi saya namun tidak bagi yang lainnya. 

Sate adalah makanan khas Indonesia yang tetap diingat oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama, selain nasi goreng.

Foto di Depan Sate Kardjan, Sumber: dokumen pribadi
Foto di Depan Sate Kardjan, Sumber: dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun