Selain wisata keindahan alam, pada zona pendukung di sekitar Danau Toba juga perlu dikembangkan Eco Tourism atau Agro Wisata di perkebunan yang ada disekitar wilayah tersebut. Agro wisata ini bisa dikembangkan bersama dengan tempat untuk menginap baik berupa villa ataupun camping ground. Kontur wilayah disekitar Danau Toba yang merupakan dataran tinggi dan pegunungan sangat cocok untuk dikembangkan Agro Wisata dan penginapan. Apalagi di sekitar kota Parapat, Brastagi, Balige dan dataran tinggi Karo terdapat banyak perkebunan baik milik pemerintah maupun masyarakat setempat.
Strategi selanjutnya diterapkan untuk wilayah di dalam Pulau Samosir, yang merupakan zona inti dari kawasan cagar budaya Batak Toba. Untuk melindungi kawasan ini diperlukan payung hukum yang lebih jelas. Kawasan Pulau Samosir perlu ditetapkan sebagai "Daerah Istimewa" dengan segala privelage atau keistimewaan yang dijabarkan dengan lebih detil dan jelas.
Penetapan akan keistimewaan kawasan Pulau Samosir ini sangat penting untuk menjaga warisan budaya Batak Toba atau Heritage of Toba seperti musik tradisional Gondang Batak, pertunjukan boneka kayu Sigale-gale, tari Tor-Tor, rumah adat Bolon, kain Ulos, ukiran-ukiran dan ornamen khas Batak Gorga dan lainnya. Budaya seperti ini bisa lestari bila dihayati dan dilakukan sebagai sebuah "belief system" dari masyarakat lokal. Untuk itu diperlukan pemahaman yang sama antara Pemerintah Daerah dengan para tetua adat setempat untuk melestarikan budaya setempat dan mencegah pengaruh-pengaruh dari luar yang bertentangan atau berbeda yang pada akhirnya akan mengikis budaya lokal dengan pelan-pelan.
Perlindungan terhadap kawasan ini juga mencakup peruntukan wilayah dan ijin mendirikan bangunan untuk menjamin kelestarian alam, budaya dan ritual yang selama ini menjadi ke-khasan wisata Danau Toba. Inilah yang akan menjadi "nilai jual" wisata Danau Toba yang berkelanjutan.
Untuk melengkapai tiga unsur penting dalam Pariwisata, yang dikenal dengan istilah 3A yaitu Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas maka event budaya dan festival yang sudah ada perlu disegarkan secara periodik. Event budaya dan festival yang teratur penting bagi wisatawan atau biro wisata dalam menjadwalkan kunjungan ke Danau Toba. Selain itu sebagai salah satu Global Geopark yang diakui UNESCO kawasan Danau Toba sangat cocok sebagai tempat diselenggarkan Seminar Internasional atau event MICE. Oleh karena itu, bila ada event MICE dibidang Geologi atau keanekaragaman hayati, seharusnya MICE di Indonesia Aja, tepatnya di DSP Toba..
Itulah sekeping wacana yang dapat saya berikan untuk pengembangan Destinasi Super Prioritas Toba (DSP Toba), agar menjadi destinasi wisata kelas dunia yang berkelanjutan.
Semoga Danau Toba dapat menjadi destinasi wisata dunia dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat disekitarnya.
Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H