Disuatu sore yang tenang dan angin sepoi-sepoi berhembus dengan lembut, sebuah sampan meluncur dengan pelan sambil sesekali menjaga keseimbangan. Rasa percaya diri dan sedikit kesombongan mulai membuncah pada diri pesampan ketika tiba-tiba sampan oleng ke kiri. Dengan sigap pesampan beringsut untuk menjaga keseimbangan namun rupanya reaksi yang terlalu kuat harus dibalas dengan reaksi sebaliknya yang lebih kuat...dan akhirnya, Byurr.... sampan terbalik dan menghempaskan si pesampan ke dalam air di bibir pantai Pulau Samosir, di Danau Toba.
Pesampan itu adalah saya sendiri. Dan itu adalah sekelumit pengalaman "manis" yang saya alami saat berkunjung ke Danau Toba yang membekas dalam ingatan saya sampai saat ini. Ada banyak memori indah dalam beberapa kali kunjungan saya ke Danau Toba.
Danau Toba sebagai salah satu ikon Wonderful Indonesia telah menarik jutaan orang untuk mengunjunginya baik secara langsung maupun secara virtual, untuk mengeksplorasi keindahan alamnya dan mengalami pengalaman budaya dan kearifan lokal.
Sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP), keunikan atau ke-khasan DSP Toba harus dijaga dan dirawat agar Danau Toba dapat menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan dan semakin banyak dikunjungi wisatawan.
Keunikan atau ke-khasan sebuah destinasi wisata biasanya berupa keindahan alam atau budaya lokal yang tidak ditemukan ditempat lain. Istimewanya DSP Toba memiliki keduanya.
Sebagai salah satu daya tarik wisata, keunikan atau ke-khasan ada yang merupakan anugerah dari Tuhan (take it for granted) namun ada pula yang harus diusahakan dan dijaga eksistensi dan keberlangsungannya.
Untuk menjamin keberlangsungan daya tarik wisata ini perlu dibangun suatu sistim untuk menjaga budaya dan kearifan lokal. Sistim ini biasanya melibatkan "belief system" atau sistim kepercayaan dari masyarakat disekitarnya dan dukungan pemerintah daerah setempat.
Sebagai contoh di Bali yang kental dengan hukum adat dan norma-norma yang melarang menebang pohon sembarangan atau mengubah peruntukan tanah adat secara tidak langsung akan melindungi lanskap teras iring atau menjaga suasana alami dan asri desa wisata Ubud.
Keunikan budaya dan kearifan lokal dari masyarakat yang tinggal di sekitanya dapat dirasakan oleh wisatawan sebagai suasana khas atau "atmosfir" khas sebuah tempat wisata.