Banyak orang yang khawatir apakah mereka akan mendapatkan pekerjaan yang bagus di masa depan.Â
Mereka mencoba memprediksi kira-kira pekerjaan apa yang akan tumbuh atau booming di masa depan. Dengan demikian mereka bisa mempersiapkan diri sesuai dengan jenis pekerjaan di masa depan.
Banyak Survey dan penelitian yang diadakan untuk memprediksi bagaimana bentuk pekerjaan di masa depan dengan mengacu pada kondisi saat ini dimana mulai banyak pekerjaan yang dulunya ada sekarang sudah tidak dibutuhkan lagi. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh World Economic Forum (WEF), yang memperkirakan pada tahun 2025 ada 85 juta pekerjaan bisa dikerjakan baik manusia maupun mesin.
Teknologi terus berkembang tanpa bisa dibendung lagi, khususnya teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intellegent, AI, yang banyak diaplikasikan di berbagai sektor industri. Dengan Teknologi ini maka pekerjaan yang biasa dilakukan oleh manusia dapat digantikan dengan mudah oleh mesin atau robot.
Untuk mengantisipasi perkembangan teknologi di masa depan, maka perlu dipersiapkan skill yang sesuai dengan perkembangan jaman.Â
Menurut World Economic Forum, kemampuan manusia atau skill yang dibutuhkan di dunia kerja pada 2025 mendatang antara lain, kemampuan berpikir kristis, analitis, kreatif dan inovatif, kemampuan menyelesaiakn masalah yang kompleks, kemampuan untuk memimpin dan bersosialisasi, kemampuan menggunakan teknologi terbaru, kemampuan programing, ketahanan, toleransi stres dan fleksibilitas di dunia kerja.
Semua skill yang disebutkan diatas memang penting namun apakah itu akan menjamin para pencari kerja bisa mendapatkan pekerjaan yang mereka idamkan, atau karyawan bisa sukses dalam meniti karir ?
Dengan adanya pandemi ini, nampaknya apa yang akan terjadi masa depan sebagian sudah terjadi lebih awal.Â
Kondisi ekonomi global yang menurun telah menyebabkan perusahaan melakukan efisiensi, menyederhanakan pekerjaan dan melakukan otomatisasi. Sehingga jumlah pekerja menjadi berkurang dibanding sebelumnya.
Kondisi ini juga berpengaruh kepada angkatan kerja yang baru memasuki dunia pekerjaan. Mereka jadi semakin sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan atau bahkan hanya sekedar untuk bekerja apa saja.Â
Persaingan semakin berat karena jumlah penawaran jauh lebih besar dibanding permintaan. Inilah kenyataan yang dialami angkatan kerja baru yang didominasi oleh generasi muda yang baru lulus sekolah atau kuliah.
Lantas apa yang sebenarnya skill yang dibutuhkan oleh pencari kerja di masa kini agar mereka mendapatkan pekerjaan yang bagus dan melesat karirnya di dunia kerja ? Secara umum skill yang dibutuhkan ada dua yaitu hard-skill dan soft-skill.
Hard-skill mudah diidentifikasikan dan biasanya diperoleh dari sekolah, kuliah, kursus dan pelatihan dan semacamnya. Soft-skill lebih sulit diukur sehingga banyak orang tidak tahu seberapa banyak soft-skill yang dimiliki sehingga mereka kurang "aware" untuk meng-updgrade-nya. Padahal kalau kita gagal mengenali dan mengembangkan soft-skill maka kita telah melewatkan satu kesempatan untuk sukses.
Pada saat kita melamar kerja, Perusahaan mencari seseorang yang bisa melakukan lebih dari sekedar menjalankan tugasnya. Kualifikasi memang penting namun ketrampilan dasar yang tidak bisa didapatkan dari pendidikan formal juga sangat penting.Â
Ketrampilan dasar sepeti ini sering terlewatkan bagi para pencari kerja, padahal ini dapat menjadi poin keunggulan diantara pencari kerja lain yang kualifikasinya hampir sama.
Dalam dunia kerja atau di perusahaan kita tidak mungkin bekerja sendirian. Kita harus bisa berbagi sesuai kompetensi kita dengan rekan-rekan kerja dari bagian lain untuk mencapai tujuan perusahaan.Â
Kita harus bisa melihat gambaran besar perusahaan dimana kita dan rekan-rekan kerja yang lain sebagai bagian dari "team player" dan saling menghargai peran masing-masing.Â
Hal-hal seperti ini tidak disebutkan di dalam job-description namun dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai tujuan perusahaan.
Berikut ini soft-skill yang wajib dimiliki oleh Pencari Kerja dan Pekerja disamping analytical skill sebagai kompetensi utama.
Interpersonal Skill
Ketrampilan interpersonal atau ketrampilan bergaul ini meliputi kemampuan untuk memimpin dan memotivasi serta meyakinkan orang lain. Ketrampilan ini akan nampak manakala kita harus mengkomunikasikan ide secara efektif kepada orang untuk mendapatkan persetujuan mereka.
Juga saat kita harus mengembangkan hubungan dengan rekan kerja yang tidak kita sukai dalam rangka men-sukseskan tujuan perusahaan.
Ketrampilan untuk bekerja sebagai tim
Ada dua hal yang penting dalam hal ini, pertama bagaimana tugas dikerjakan masing-masing anggota dan masalah yang mungkin timbul dan saling terkait dalam menyelesaikannya.Â
Kedua adalah proses kerjasama itu sendiri dan aturan untuk memastikan tim bekerjasama dan saling membantu.
Ketrampilan bernegosiasi
Negosiasi dalam dunia kerja artinya bagaimana mencapai tujuan kita dengan tetap menjaga hubungan yang baik dengan rekan kerja. Dapat melihat dari perspektif orang lain atau rekan kerja merupakan kunci sukses dalam bernegosiasi.Â
Dengan menghargai pemikiran orang lain kita dapat menyampaikan pemikiran kita dengan cara yang paling efektif.
Ketrampilan berkomunikasi
Ketrampilan untuk mengkomunikasikan pendapat kepada orang lain secara efektif merupakan ketrampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap karyawan. Perusahaan pada dasarnya menyelesaikan masalah berdasarkan diskusi dan berbagi pendapat antar karyawannya.Â
Faktanya ketrampilan berkomunikasi merupakan faktor yang sangat menentukan apakah seseorang akan dipromosikan atau tidak. Selain secara verbal, komunikasi biasanya juga dilakukan melalui tulisan seperti email, memo maupun instruksi kerja.
Ketrampilan Mengelola Waktu
Mengelola waktu artinya mengontrol dan menggunakan waktu dengan seefektif mungkin.Â
Kunci dalam mengelola waktu adalah menetapkan prioritas, yaitu dengan mengelompokkan kegiatan sehari-hari dalam kategori urgent dan tidak urgent serta penting dan tidak penting. Kita harus fokus pada kegiatan yang penting tapi tidak urgent yaitu dengan membuat perencanaan.Â
Dengan perencanaan yang baik kita dapat mengelola waktu dengan lebih efektif dan tidak kehilangan fokus pada tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek, termasuk rencana penggunaan waktu harian.Â
Selain itu hal lain penting adalah kemampuan untuk mendelegasikan pekerjaan kepada orang yang tepat, sehingga kita punya lebih banyak waktu untuk mengerjakan hal yang prioritas.
Dengan kemajuan teknologi saat ini nampaknya peran manusia di dunia industri semakin kecil, namun secanggih apapun teknologi tetap ada manusia yang mengendalikannya.Â
Demikian pula dalam dunia pekerjaan peran manusia tidak tergantikan.Â
Perusahaan tetap melakukan rekruitmen dan karyawan juga harus melewati jenjang karir sesuai prestasinya, dan semua kegiatan tersebut melibatkan manusia dibelakangnya. Jadi kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus selalu ada, tinggal seberapa peka kita menangkap peluang yang ada.
Setelah mengetahui soft-skill apa saja yang harus ditingkatkan, pertanyaan penting selanjutnya adalah bagaimana cara mengukur atau mengidentifikasi soft-skill yang kita miliki saat ini.
Untuk mengidentifikasi skill yang kita punya saat ini dan soft-skill yang dipersyaratkan oleh perusahaan, yang biasanya ditulis pada iklan lowongan pekerjaan, kita bisa menakar apakah soft-skill yang kita miliki sesuai dengan yang diminta oleh pemberi kerja.Â
Kita juga bisa menanyakan kepada orang-orang terdekat yang mengenal kita dengan baik.
Syaratnya mereka harus jujur dalam menilai kita dan kita juga harus siap menerima fakta yang disampaikan tentang diri kita.
Bagi yang sudah bekerja atau karyawan perusahaan, mereka dapat minta masukan dari atasannya mengenai kelebihan dan kekurangan kita dalam bekerja dan berinteraksi dengan mereka.
Selain dari atasan, masukan juga bisa didapatkan dari rekan sekerja dan bawahan ini mirip dengan metode penilaian kinerja 360 derajat namun sifatnya informal.Â
Namun biasanya rekan sekerja atau bawahan kurang obyektif dalam memberikan penilaian karena ada unsur ewuh-pakewuh atau sungkan atau memang tidak mau terus terang.Â
Alternatif lain adalah meminta masukan dari keluarga atau kerabat, bisa juga dari sahabat atau pacar, yang terakhir biasanya lebih obyektif. Biasanya.. loh ya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI