Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Terdampak Pandemi, Merintis Usaha Sendiri atau Membeli Waralaba?

19 September 2021   14:18 Diperbarui: 21 September 2021   22:27 1294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi waralaba yang berjejer. (sumber: pixabay.com/rahulpandit)

Pandemi yang sudah memasuki tahun kedua dan belum ada tanda-tanda akan berakhir ditambah lagi dengan pemberlakuan PPKM yang berjilid-jilid membuat sektor industri terutama pariwisata dan perhotelan semakin terpuruk. 

Imbasnya ekonomi menjadi stagnan sehingga semakin banyak perusahaan yang memberhentikan karyawannya atau karyawan tersebut yang mengundurkan diri secara sukarela.

Bagi karyawan yang diberhentikan atau mengundurkan diri, pilihannya adalah mencari pekerjaan baru di perusahaan lain atau memulai usaha sendiri. Namun dengan kondisi saat ini mencari pekerjaan baru tampaknya bukan pilihan yang mudah.

Dengan demikian banyak orang yang mencoba untuk memulai usaha sendiri. Memulai usaha sendiri merupakan keputusan yang sulit, seringkali keputusan ini terpaksa diambil karena tidak ada pilihan lain. 

Ada sebagian orang yang memang mempunyai kemauan dan kemampuan yang kuat untuk memulai usaha sendiri namun sebagaian besar tidak siap dan tidak berani memulai.

Untuk memulai usaha sendiri ada dua pilihan, yang pertama adalah merintis usaha sendiri baik memulai dari awal atau mengambil alih usaha yang sudah berjalan dan yang kedua adalah membeli sistem waralaba. 

Setiap pilihan mempunyai resiko dan prospek keuntungan masing-masing, dan konsekuensi dari pilihan tersebut tidak bisa dihindari.

Bila kita memilih untuk merintis usaha sendiri maka hal pertama yang harus dimiliki adalah gairah dan antusiasme untuk membesarkan bisnis dari awal hingga sukses. 

Banyak orang ketika melihat sebuah bisnis yang sukses seperti warung, resto atau toko yang laris mereka berpikir, "Saya ingin memiliki bisnis seperti ini!". 

Sampai mereka menyadari bahwa mereka tidak cocok menangani rutinitas dalam mengelola persediaan, karyawan, pelanggan, atau menghabiskan 60 atau 70 jam seminggu di restoran baru mereka selama satu atau dua tahun... atau bahkan tiga tahun. 

Harus diingat, bahwa model bisnis apapun yang kita pilih tujuannya adalah untuk menghasilkan uang bukan yang lainnya.

Dalam mempertimbangkan model bisnis yang akan kita pilih, apakah waralaba atau tradisional (non-waralaba) harus dimulai dengan bertanya pada diri sendiri. 

Berapa banyak modal awal yang kita miliki atau investasikan untuk memulai bisnis ini. Apakah kita dapat mengikuti sistem yang ditentukan, atau kita membutuhkan kebebasan untuk berinovasi dan bereksperimen? Apakah kita membutuhkan kemandirian total dalam setiap aspek, atau dapatkah kita mengikuti sistem yang sudah jadi ?

Dari sisi "biaya vs manfaat", ada harga yang harus dibayar untuk membeli sistem waralaba, demikian juga dalam memulai bisnis sendiri. 

Ilustrasi dari : reformata.com
Ilustrasi dari : reformata.com

Kelebihan dan kekurangan masing-masing harus dipertimbangkan baik dari segi investasi maupun nilai dan tujuan pribadi. Berikut ini faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Kekuatan merek

Bisnis waralaba menawarkan kekuatan merek. Pelanggan mengetahui hal ini dan mereka mencari hal yang sudah terbukti kehandalannya dan terbiasa memilih merek favorit mereka. 

Membangun sebuah merek membutuhkan waktu selama bertahun-tahun agar dikenal dan dipercaya oleh pelanggan.

Kontrol/otonomi

Saat kita memulai bisnis sendiri, Kita memegang kendali atas setiap detail, besar dan kecil. Dengan bisnis waralaba, Kita menandatangani perjanjian untuk mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pemilik waralaba. 

Perlu diingat, pewaralaba tidak "memiliki" unit waralaba mereka: mereka diberikan lisensi untuk menggunakan nama merek pemilik waralaba, sistem operasi, peralatan, seragam, dan lainnya, yang telah disesuaikan dan disempurnakan selama bertahun-tahun. 

Kita harus mengikuti sistem operasi pemilik waralaba.

Sistem operasi

Apakah kita lebih suka "Do It Yourself", atau membeli yang sudah jadi? Jika kita adalah tipe orang yang kreatif dan inovatif, memulai bisnis sendiri adalah cara yang tepat. 

Bisnis waralaba menyediakan bisnis yang lengkap, sistimatis dan siap untuk "plug and play." Tinggal mengikuti petunjuk pengoperasiannya, namun jika kita tidak mau, mulailah merintis usaha sendiri.

Peralatan dan perlengkapan

Memulai bisnis baru harus menyiapkan semua yang dibutuhkan, meneliti peralatan apa yang harus dibeli, menemukan pemasok, dan menegosiasikan kesepakatan. 

Ada kemungkinan apa yang telah kita siapkan tidak cocok ukurannya, kelebihan atau kekurangan, mungkin perlu "trial and error" sampai kita sendiri menemukan yang tepat. 

Pemberi waralaba dapat memberikan bantuan yang sangat berharga untuk mengetahui apa dan berapa banyak yang harus dibeli --- seringkali dengan harga yang lebih murah.

Skala ekonomi

Sebagai seorang pengusaha mandiri, kita memiliki daya tawar tunggal. Namun bila membeli waralaba, pemilik waralaba yang menegosiasikan harga dalam skala besar yang jatuhnya lebih murah.

Pembiayaan

Memulai bisnis sendiri dapat menghabiskan biaya lebih sedikit daripada membeli waralaba, dan banyak pengusaha memulai dengan anggaran terbatas dan berhasil. 

Tetapi sebagian besar bisnis baru tetap membutuhkan modal awal yang cukup besar, terutama untuk merenovasi tempat dan peralatan.

Pemasaran

Sebagai pengusaha mandiri, Kita harus memasarkan dan mengiklankan bisnis kita sendiri. 

Jika kita seorang pewaralaba, kita memiliki kekuatan pemasaran dan periklanan nasional dan regional merek bernilai ratusan juta di belakang kita. Ada harga yang harus dibayar untuk manfaat ini yaitu kontribusi bulanan atau royalty fee.

Kecepatan masuk pasar

Membangun usaha sendiri memerlukan persiapan yang banyak dan butuh waktu. Dengan membeli waralaba kita bisa memulai menjalankan bisnis lebih cepat daripada jika kita harus mempersiapkan semuanya sendiri.

Kecepatan balik modal (ROI / BEP)

Ketika memulai usaha sendiri, dibutuhkan waktu untuk membangun basis pelanggan dan reputasi merek. 

Bila kita membeli waralaba merek terkenal, pelanggan sudah mengenal merek tersebut dan mereka mau datang karena mengetahui reputasi merek tersebut. Sehingga transaksi lebih cepat terjadi dan uang mulai mengalir lebih cepat.

Pelatihan

Mengelola usaha bukan hanya membuat produk saja, namun mengelola semua sumber daya yang ada seperti mempekerjakan dan melatih karyawan, memasarkan produk atau layanan, melakukan pembukuan, dan lainnya. 

Ketika memulai bisnis sendiri, Kita harus mempelajari semua hal ini sendiri, dengan resiko membuat kesalahan sebagai bagian dari kurva pembelajaran. 

Bila kita membeli waralaba, mereka akan memberikan pelatihan ekstensif dalam setiap aspek bisnis mulai proses produksi sampai pemasarannya.

Inovasi produk/layanan

Memperkenalkan produk atau layanan baru yang gagal menghabiskan waktu dan uang yang berharga. Jika bisnis tersebut milik kita sendiri, waktu dan uang yang sudah hilang akan menjadi resiko kita sendiri. 

Pemilik waralaba mengembangkan produk baru dengan mencobanya di toko milik perusahaan atau dengan pewaralaba lain yang bersedia mengujinya.

Pemilihan lokasi

Bila bisnis kita menempati sebuah bangunan fisik seperti warung kopi, kafe, resto atau toko maka pemilihan lokasi sangat penting, dibutuhkan survei dan analisa yang mendalam agar mendapatkan lokasi terbaik.  

Pemilik waralaba biasanya mempunyai tim ahli, perangkat lunak dan pengalaman bertahun-tahun untuk menemukan lokasi terbaik untuk mereka.

Demikian beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan masak-masak sebelum menentukan apakah sebaiknya kita membeli waralaba atau merintis usaha sendiri.  

Setiap faktor yang dipertimbangkan ada plus dan minus nya tinggal bagaimana kita menyesuaikan dengan situasi, kondisi dan kemampuan diri sendiri.

Selain pertimbangan yang sudah dibahas diatas mungkin ada beberapa pertimbangan lain sebelum membeli waralaba seperti kecocokan nilai dan tujuan kita dengan pemilik waralaba. 

Strategi keluar (exit strategy) yang ditawarkan bila usaha ini tidak berjalan sesuai rencana dan sebagainya.

Akhir kata selamat menjadi pebisnis, apaun jenis bisnis yang kita pilih kita tidak akan pernah tahu apakah akan berhasil atau tidak selama kita tidak mencobanya. Pengalaman adalah guru yang terbaik, terus selalu belajar, mengevaluasi diri dan membuat rencana baru.

Semoga Berhasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun