Mohon tunggu...
Rudy Hidayat
Rudy Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta || 20107030146

Hanya melakukan apa yang disukai selama tidak melanggar aturan dan yang menjadi kewajiban, selebihnya tidak ada.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Para Bajak Laut Wanita Paling Terkenal di Dunia

17 April 2021   13:58 Diperbarui: 17 April 2021   14:19 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cheng I Sao (sumber: indozone.id)

Bicara tentang bajak laut tidak hanya soal para pria, ada juga para bajak laut wanita yang terkenal. Para bajak laut wanita ini memiliki latar belakang yang cukup menarik. Mereka memiliki keberanian yang tidak kalah dari para bajak laut pria. Berikut beberapa para bajak laut wanita paling terkenal di dunia.

Cheng I Sao

Cheng I Sao (sumber: indozone.id)
Cheng I Sao (sumber: indozone.id)

Cheng I Sao yang memiliki nama asli Shi Yang merupakan bajak laut wanita terkenal pada zaman Dinasti Qing tepatnya pada masa pemerintahan Kaisar Jiaqing. Sebelum menjadi bajak laut, Cheng I Sao sebenarnya sudah mempunyai pekerjaan lain, yaitu sebagai psk. Shi Yang berhenti dari pekerjaannya setelah menikah dengan seorang bajak laut bernama Cheng, makanya dia disebut dengan nama Cheng I Sao (istri Cheng). Setelah menikah dia mengikuti suaminya menjadi seorang bajak laut.

Tidak butuh waktu lama, kedua pasutri tersebut mendirikan armada bajak laut paling kuat di Cina bernama Red Flag Fleet (Armada Bendera Merah). Armada tersebut dikabarkan memiliki lebih dari 1500 kapal dan 80 ribu prajurit. Kelompok bajak laut Red Flag Fleet bermarkas di Cina Selatan, hal tersebut membuat daerah Cina Selatan menjadi daerah tanpa hukum. Armada bajak laut Red Flag Fleet banyak menyerang kapal-kapal yang melintas sekitar daerah Cina Selatan. Baik itu kapal nelayan, kapal pasukan Inggris, kapal pasukan Portugis, bahkan mereka menyerang kapal-kapal milik Kaisar Jiaqing.

Tahun 1807 Cheng, suami Cheng I Sao meninggal dunia, dan akhirnya Cheng I Sao memegang komando penuh atas armada bajak laut Red Flag Fleet. Untuk membantu Cheng I Sao, dia mengangkat anak angkatnya bernama Cheung Po Tsai sebagai kapten armada yang baru. Kabarnya selain sebagai anak angkat, Cheung Po Tsai juga merupakan kekasih dari Cheng I Sao.

Terdapat cerita tentang Cheung Po Tsai bahwa dia menyembunyikan semua harta karunnya di sebuah gua di Pulau Cheung Chao. Gua tersebut sekarang dijadikan sebuah objek wisata, banyak wisatawan yang berkunjung kesana dan mencoba mencari harta karun dari Cheung Po Tsai.

Daerah kekuasaan dari Red Flag Fleet semakin luas, kota armadanya pun menjadi makin banyak bahkan sampai mengalahkan jumlah anggota armada di beberapa negara. Cheng I Sao membuat sebuah kode etik untuk armadanya karena semakin hari semakin bertambah jumlahnya. Beberapa peraturan yang terkenal adalah jika ada anggota yang berkhianat bagian telinganya akan dipotong, jika ada yang memperkosa tahanan wanita pelakunya akan dipenggal. Sejahat apapun Cheng I Sao sebagai bajak laut, dia tetap melarang pasukannya untuk melecehkan wanita.

Nama Cheng I Sao semakin terkenal sampai akhirnya dia dianggap sebagai musuh nomor satu Kekaisaran Cina. Sampai pada tahun 1610 pemerintah Cina sudah tidak mengajak armada Cheng I Sao untuk berperang, tetapi mengajak berunding. Pemerintah Cina mengajak berunding agar Cheng I Sao berhenti menjadi bajak laut. Hasilnya Cheng I Sao akan berhenti menjadi bajak laut dan menyerahkan armadanya asalkan dia diperbolehkan untuk menyimpan semua harta kekayaannya, dan pemerintah Cina setuju akan hal tersebut.

Setelah berhenti menjadi bajak laut, Cheng I Sao mendirikan beberapa rumah judi dan rumah bordil dari harta kekayaannya selama menjadi bajak laut. Sampai akhirnya dia meninggal pada usia 69 tahun, pada tahun 1844.

Anne Bonny

Anne Bonny (sumber: wikipedia.org)
Anne Bonny (sumber: wikipedia.org)
Anne Bonny sepertinya menjadi bajak laut wanita paling terkenal, Anne Bonny lahir sebagai anak tidak sah dari seorang pengacara asal Irlandia. Untuk menyembunyikan asal-usulnya, ayahnya menyuruh Anne Bonny untuk berdandan menjadi pria, dan bekerja sebagai tukang ketik di kantor ayahnya.

Anne Bonny pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1718 dan menikah dengan seorang pelaut. Kemudian Anne Bonny dan suaminya berlayar menuju New Providence di Bahama. Disana Anne Bonny meninggalkan suaminya, karena disana dia terpesona oleh bajak laut bernama Calico Jack (Jack Rackham). Akhirnya Anne Bonny bergabung dengan kru Calico Jack. Menurut catatan, Anne Bonny dikenal sebagai bajak laut yang ganas, galak, dan berani.

Dalam karir bajak lautnya, Anne Bonny bersahabat dengan Mary Read, mereka berdua menjadi otak dari banyak penyerangan. Dari mulai penyerangan terhadap kapal-kapal nelayan kecil hingga kapal-kapal pedagang besar. Pada bulan Oktober 1720, Calico Jack beserta krunya berhasil ditangkap oleh pemburu bajak laut. Mereka diserahkan ke pemerintah dan akhirnya dieksekusi. Namun, Anne Bonny dan Mary Read tidak dieksekusi karena pada saat mereka ditangkap, mereka ketahuan sedang hamil. Eksekusi mereka berdua ditunda sampai mereka melahirkan.

Akhirnya Mary Read meninggal pada tanggal 28 April 1721, di sebuah penjara di Jamaica pada saat proses melahirkan. Namun tidak ada catatan tentang kematian Anne Bonny, apakah dia dibebaskan atau dieksekusi. Namun terdapat sebuah sumber yang menyatakan bahwa keturunan Anne Bonny mengatakan bahwa ayahnya menebus Anne Bonny dan membawanya kembali ke Charleston, kemudian dia melahirkan anak Rackham yang kedua. Lalu pada 21 Desember 1721, Anne Bonny menikah lagi dengan Joseph Burleigh dan memiliki 8 anak. Anne Bonny meninggal di Carolina Selatan di usia 82 tahun dan dikuburkan pada tanggal 25 April 1782.

Sayyida Al-Hurra

Sayyida Al-Hurra (sumber: thathistorynerd.com)
Sayyida Al-Hurra (sumber: thathistorynerd.com)

Sayyida Al-Hurra merupakan nama terkenalnya setelah menjadi bajak laut. Nama aslinya adalah Lalla Aicha Binti Ali Ibn Rashid Al-Alami. Sayyida Al-Hurra lahir pada tahun 1485 di Granada, Spanyol. Dia lahir dari keluarga bangsawan, yang membuatnya bisa mendapatkan pendidikan yang baik pada waktu itu. Sampai pada masa Reconquista, Sayyida beserta keluarganya harus terkena pengasingan paksa keluar dari Granada. Atas kejadian jatuhnya Granada, Sayyida bersumpah untuk melakukan balas dendam, dia berniat mengambil kembali Andalusia.

Setelah memutuskan menjadi bajak laut, Sayyida langsung berhubungan dengan bajak laut terbesar di Turki, Khairuddin Barbarossa. Walaupun Sayyida Al-Hurra merupakan bajak laut dari pihak yang bersebrangan, tetapi orang-orang Kristen mengakui dan menghormatinya, dia dihormati sebagai ratu yang memiliki kekuasaan atas Laut Mediterania.

Sayangnya karir Sayyida Al-Hurra jatuh ketika dia sedang besar-besarnya. Dia jatuh karena dikhianati orang dalam, dia digulingkan oleh menantu laki-lakinya bernama Muhammad Al-Hassan Al-Mandri. Namun Sayyida Al-Hurra tidak melawan kemudian menyerah dan memilih pensiun di Chefchaouen, sebuah kota di Maroko.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun