Airin dijamin tak mampu berbuat apa-apa selama dirinya menjabat Walikota Tangsel. Kehendak sang suami begitu mendominasi sehingga berbagai kebijakan yang dibuatnya-- apabila bertentangan dengan kepentingan Wawan-- pasti mental.
Puncaknya, ketika Wawan dijadikan tersangka oleh KPK dalam proyek Alkes RSUD Kota Tangerang Selatan, awal Oktober lalu.
Alhasil, dugaan ini memang menjadi kebenaran yang sahih yang mendapat justifikasinya dari KPK.
Wawanlah yang kemudian diduga sebagai "Dalang" yang merusak-- tidak hanya Kota Tangsel-- bahkan Wawan rela mengorbankan ISTRI-nya yang juga Walikota Tangsel yang kini nasibnya diujung tanduk sebagai calon tersangka di KPK.
Dalam konteks psikologi politik, Airin merupakan korban yang dijadikan "tumbal kerakusan" akibat "nafsu bilogis" dan ego Wawan yang menggurita hingga tidak memikirkan dampak hingga kepada keluarganya.
Nafsu kekanak-kanakan yang diistilahkan Freud, mendominasi alam sadar Wawan dan Airin hingga kemudian membuat mereka menjadi bulan-bulanan media dan masyarakat sebagai "pesakitan".
Kondisi inilah yang menurut tokoh psikoanalisis kepribadiaan itu, sebagai puncak dari gunung es ketidaksadaran manusia dalam melakukan tindakan yang terlanjur merugikan Wawan dan Airin.
Sikap yang penuh dengan "kebanalan" dan kontradiksi membuat Airin "diperkosa" hingga tak mampu berbuat sesuatu sesuai dengan tujuan dan tugasnya sebagai pemimpin Tangerang Selatan.
Bahkan tersiar kabar jika Atut-Airin panik hingga melakukan "bersih-bersih" dari para pengkhianat dan lawan-lawan politik yang ingin menyingkirkannya. Diduga, Airin dan Atut akan (sudah) melakukan pembersihan dari kelompok birokrat yang coba membangkang.
Biar bagaimanapun dibersihkan, pada akhirnya, nafsu kebinatangan yang dimiliki oleh Wawan beserta Airin sebagai wayangnya kini harus berhenti.
Panggung pertunjukkan segera ditutup. Latar dan lampu-lampu walaupun masih terang menyorot kinerja Atut-Airin sudah terasa hambar dan memudar.
Masyarakat kepalang tak percaya dan kecewa dengan Atut dan Airin yang dituduh mengkhianati rakyat yang memilihnya.