Mohon tunggu...
Rudy Phan
Rudy Phan Mohon Tunggu... Wirausaha -

Sukanya duduk, berimajinasi dan ketik ini dan itu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dana Kampanye Cagub/Cawagub Se-Indonesia Seharusnya Cuma Ceban

26 Desember 2016   14:59 Diperbarui: 26 Desember 2016   15:12 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Saya tidak melihat sebuah paradigma dan grand-scenario pembangunan yang sungguh-sungguh berbeda antara pasangan cagub/cawagub DKI Jakarta. Apa yang dikemukakan hingga saat ini adalah catatan-catatan kaki dari apa yang sudah ada saat ini. Oleh karena itu, saya menilai bahwa dana kampanye yang  dikeluarkan saat ini adalah pemborosan semata-mata.

 Kalau total biaya kampanye per propinsi mencapai puluhan hingga ratusan miliar, maka total biaya kampanye untuk seluruh Indonesia bisa mencapai triliunan. Kalau saja pasangan cagub/cawagub memang mempunyai paradigma dan grand-scenario pembangunan yang betul-betul berbeda, itu tidak apa-apa dikampanyekan dengan biaya besar. Tetapi, kalau hanya membuat catatan-catatan kaki saja, mengapa harus mengeluarkan uang triliunan rupiah?

 Pesta demokrasi? Ngebuang duit triliunan rupiah? Ah… Mungkin kita harus sadar, bahwa kita ini negara yang masih kepepet. Utang bejibun di sana sini. Belum habis akhir tahun, Menkeu kita sudah nyari utang-an yang baru. Mengapa harus pesta (demokrasi)? Ini sebuah kecanduan berpesta kah? Hanya untuk memilih pemimpin dengan program yang bersifat  catatan kaki?

 Daripada buang-buang duit, mendingan buat arisan pemilihan gubernur/wakil-gubernur. Ambil kertas A4, dipotong-potong dan diisi nama serta dilinting ke dalam potongan kecil sedotan. Terus dikocok. Nama pertama yang keluar jadi gubernur, dan nama kedua yang keluar jadi wakil gubernur. Beres. Kita tidak perlu ngeluarin duit triliunan rupiah, tetapi hanya ceban doang. 

 Yang kecanduan berpesta, tentu akan melongo dengan ide tersebut di atas. Tetapi, yang coba berpikir rasional, tentu bisa memahaminya. Toh, program-program yang ditawarkan mirip-mirip dan hanya berupa catatan kaki saja. Ini betul-betul menghemat uang dan waktu. Penghematan yang sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia yang masih hidup dalam pusaran utang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun