Yang lain membeli barang-barang seperti gadget teranyar, pakaian model baru, atau barang lainnya, anak muda tak mau ketinggalan, mereka ikut-ikutan membeli barang-barang itu.
Padahal belum tentu barang-barang itu yang sangat diperlukan sebagai prioritas, hanya sekedar FOMO saja.
Apa yang dikatakan oleh Friderica tersebut saya rasa sama saja dengan fenomena yang tengah tren sekarang ini, yaitu doom spending.
Karena FOMO dan mudahnya fasilitas HP anak-anak muda tinggal klak klik saja di HP nya memesan barang bahkan berlebihan hingga bahkan sampai berutang.
Setelah berutang, tentunya ini menjadi beban bagi si anak muda itu.Â
Mereka depresi dikejar debt collector.
Jangan dikira aktivitas pelunasan utang dan penundaan nya tidak diketahui.Â
Segala aktivitas itu terekam di Sistem Layanan Informasi Konsumen (SLIK).
Lanjut Friderica, fenomena ini nantinya akan berdampak jika si anak muda itu akan mengajukan utang lagi, kredit rumah, atau melamar pekerjaan, sudah tidak bisa karena mereka sudah masuk dalam SLIK.
"Anak-anak muda ini harus diselamatkan," katanya.
Untuk langkah penyelamatan itu, Friderica meminta para penyedia platform untuk menggencarkan edukasi keuangan ke segala lapisan masyarakat.