Si Raja Kain ini tercatat mulai melantai di BEI pada 17 Juni 2013 dengan harga IPO pada waktu itu Rp 240 per lembar saham.
Dua tahun berselang harga saham SRIL sempat melambung hingga 107 persen, dan ini catatan tertingginya, yaitu Rp 497 per lembar saham.
Dalam dunia portofolio, sebenarnya SRIL dikenal sebagai emiten yang rajin membagikan deviden kepada para pemegang sahamnya sejak IPO tersebut.
Namun sayangnya, SRIL mulai "malas" bahkan tidak lagi memberikan deviden pada tahun 2021.
Usut punya usut ternyata Si Raja Kain tercatat mulai mengalami kerugian pada tahun itu dan kerugian itu terus berjalan hingga tahun 2024 ini.
Siapa pendiri PT Sritex?
Tercatat seorang keturunan Cina bernama Le Djie Shin yang kemudian berganti nama menjadi Lukminto sebagai sosok pendiri industri tekstil tersebut.
Pria kelahiran 1 Juni 1946 itu memulai kariernya di dunia kain dengan berjualan tekstil di Solo, Jawa Tengah, kotanya mantan Presiden Jokowi, sejak usia 20 an.
Diketahui, Harmoko, yang dikenal pada masa Orde Baru sebagai Menteri Penerangan dan Ketua Umum Golkar itu, adalah teman dekat dari Le Djie Shin.
Kedekatannya dengan Harmoko berimbas pula kedekatan Djie Shin dengan "Rumah Cendana"
Dengan demikian pada tahun 1990an itu Lukminto dan PT Sritex mendapatkan banyak orderan kain untuk pembuatan seragam ABRI, Partai Golkar, dan Korpri.