Hidup tak selalu mudah.Â
Dalam hidupnya manusia selain membutuhkan uang untuk membiayai pembelanjaannya, selain itu manusia juga butuh kesehatan.
Orang muda mungkin berpikir yang penting adalah punya uang banyak, kesehatan belakangan saja.
Terkait dengan itu, penduduk Indonesia saat ini sedang bermasalah dengan finansial nya.
Dan ini juga tentunya menjadi beban pemerintah untuk mengangkat derajat kaum miskin agar taraf hidupnya menjadi lebih baik.
Tren saat ini RI sedang dalam kondisi middle income trap. Artinya jumlah penduduk kelas menengah Indonesia terus mengalami penurunan paska pandemi Covid-19 tahun 2019 yang lalu.
Mereka bahkan "makan tabungan" untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Â
Jangan dibilang lagi kelas bawah, mereka tentunya lebih sengsara daripada middle class.
Deflasi yang terjadi selama lima bulan beruntun (Mei hingga September 2024) mencerminkan rendahnya daya beli mereka.
Oleh karenanya mereka menjadi sangat sensitif kepada pengeluaran uang sekecil apapun untuk membeli barang.
Ini yang yang menjadi PR pemerintah.
Di sisi yang lain pemerintah juga membutuhkan dana guna membangun bangsa. Salah satunya lewat pemungutan pajak atau cukai.
Mulai 1 Januari 2025 pemerintah akan menaikkan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) menjadi 12 persen, dari sebelumnya 11 persen.
Banyak pengamat ekonomi yang menyarankan agar pemerintah menunda rencana kenaikan tersebut karena hanya akan menambah beban penduduk RI yang sedang sengsara.
Namun nampaknya saran tinggal saran, bukannya pemerintah tidak peka atau tidak mendengarkan kehidupan rakyatnya yang sedang menderita, namun kenaikan pendapatan dari PPN ini sudah diperhitungkan.
Nampaknya per 1 Januari Tahun 2025 tetap akan dimulai.
Begitu pun dengan akan diterapkan nya cukai pada MDBK (Minuman Berpemanis Dalam Kemasan) pas memasuki gerbang tahun baru tersebut.
Ini juga yang bakal menambah perih beban rakyat.
Lebih angot lagi cukai pada MDBK ini di atas kertas sudah pasti diberlakukan mulai awal tahun depan.
Rencana dikenakan nya cukai pada MDBK itu sudah dilontarkan Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan kepada DPR pada tahun 2022 lalu.
Menteri Keuangan yang juga masih menjabat di Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran ini beralasan diabetes telah menelan banyak korban, penyebab kematian nomor tiga di Indonesia, atau sekitar 10 juta orang.
Dalam kurun waktu 11 tahun diabetes telah meningkat sebagai dua kali lipat, tambah Sri.
Penyebab "ibu dari segala penyakit" itu adalah gula atau rasa manis gula.
Oleh karenanya selaku tokoh yang berkecimpung di keuangan dan peduli kesehatan, Sri Mulyani melontarkan gagasan tersebut.
Cukai pada MDBK.
Beberapa waktu lalu viral banyak bocil (bocah cilik) yang cuci darah di RSCM Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) Jakarta, penyebabnya karena mereka senang mengonsumsi MDBK.
Itu salah satunya contoh betapa gula berbahaya buat kesehatan jika terlalu banyak dikonsumsi.
Tak sendirian, dalam hal ini Kementerian Keuangan sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan.
Seperti apa yang diungkapkan oleh Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes, Direktur P2TM Kemenkes.
Besaran cukai tersebut konon berkisar antara Rp 1.500-2.500 per liter.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H