Di atas kertas menjelang bulan suci tersebut harga-harga akan melonjak seperti biasanya.
Dan deflasi tentunya tidak akan terjadi pada masa-masa itu.
Fenomena deflasi lima bulan beruntun itu dinilai banyak pihak diakibatkan melemahnya daya beli masyarakat.
Dimana rakyat menahan uangnya untuk membeli barang atau jasa, atau disimpan di tabungan.
Rakyat sudah sadar dan menghimpun dana untuk kebutuhan masa depan, salah satunya untuk menghadapi bulan suci Ramadhan dan Lebaran 2025.
Di sinilah mereka menahan uangnya, disimpan di tabungan untuk dialokasikan ke kebutuhan yang lebih prioritas.
Memang sih ada perasaan sedih dimana mereka sulit untuk membeli makanan, pakaian, dan barang-barang lainnya.
Tindakan mereka sudah tepat dimana uang mereka ditabungkan atau diinvestasikan di deposito atau Reksadana.
Salah satu cara untuk menguatkan daya beli masyarakat adalah dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Dengan pertumbuhan ekonomi maka perusahaan akan bergairah dan mempekerjakan karyawan.
BI (Bank Indonesia) sudah menurunkan suku bunga acuan menjadi sebesar 6 persen untuk mendorong perusahaan lebih banyak meminjam untuk modal usaha.