Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Back to work

Refreshing

Selanjutnya

Tutup

Seni

Hari Batik Nasional, Warisan Kebanggaan Bangsa yang Diakui UNESCO

2 Oktober 2024   11:24 Diperbarui: 2 Oktober 2024   11:49 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Soeharto dan tamu negara dengan batik (okezone.com)

Pada kesempatan libur lebaran 1445 Hijriah bulan April tahun 2024 yang lalu saya sempat ngobrol panjang lebar dengan seorang bapak yang dikenal.

Ngomong sepakbola, ngomong situasi politik Indonesia, dan juga tentang batik.

Saya tahu bapak tersebut suka dan tak lepas dari Batik, kain unik dan khas Indonesia.

Selain suka, beliau adalah mantan PNS yang kenyang akan pengalaman. Bekerja di lingkungan Kementerian Keuangan, setidaknya ada 5 kota dari empat propinsi yang pernah dia diami terkait tugasnya sebagai PNS.

Seperti biasanya atasan akan menempatkan PNS bekerja di kota mana.

"Punya baju batik berapa"? Tanya saya.

"Banyak. Disimpan di lemari. Baju seragam maupun beli," jawabnya.

Seperti lazimnya PNS selalu terkait dengan seragam batiknya.

"Batik Indonesia sangat digemari oleh turis ya?" Tanya saya lagi.

Memang turis-turis yang ke Indonesia, mereka kerap membeli batik sebagai cendera mata yang akan dibawa ke negaranya.

Batik dengan berbagai corak nya memang membanggakan. Kain unik dan khas itu buatan dalam negeri.

Setiap daerah memiliki ragam dan coraknya sendiri yang menawan.

Mulai dari batik Jogja, batik Pekalongan, batik Sumatera, dan sebagainya.

Pada 2 Oktober 2009 UNESCO mengakui batik sebagai Masterpieces of The Oral and Intangible Heritage of Humanity (Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-benda).

Adalah presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, kemudian yang menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Mari kita lestarikan batik.

Seperti yang kita lihat sekarang, batik memang selalu dikenakan para petinggi negeri ini di berbagai acara resmi atau tak resmi. Sangat elegan.

Begitu pun batik juga menjadi seragam PNS.

Anak-anak sekolah pun mengenakannya sebagai seragam.

Dengan Hari Batik Nasional maka kita diingatkan lagi untuk tetap menjaga warisan yang sangat berharga ini.

Mau ke undangan, ke pesta ulangtahun, acara lainnya mari kita jaga terus menggunakan batik.

Karena itu warisan kita. Bahkan batik juga sangat digemari oleh dunia.

Para tamu negara yang berkunjung ke negara kita juga sangat senang mengunakan batik di acara resmi atau lainnya.

Dalam sejarahnya, sempat terjadi konflik antara Indonesia dengan Malaysia. Dimana negara tetangga itu mengklaim batik sebagai warisan miliknya.

Konfrontasi dengan Malaysia memang kerap terjadi bukan saja soal klaim mereka soal batik ini, tapi juga lainnya.

Mereka mengklaim misalnya lagu Rasa Sayange sebagai milik Malaysia.

"Batik tulis lebih mahal harganya daripada batik cap," kata saya lagi.

"Ya," jawab si bapak tadi.

Pada jaman dulu kegiatan membatik ini hanya dilakukan di lingkungan kerajaan. Mereka membuat pakaian khusus untuk keluarga kerajaan, terutama di Yogya dan Jawa Tengah.

Namun lama kelamaan, batik juga mulai keluar dari istana, dikerjakan rakyat jelata dan yang mengenakannya pun bukan mereka di lingkungan kerajaan saja, namun mulai keluar dari situ.

Anda suka batik yang mana?

Selamat Hari Batik Nasional 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun