Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Back to work

Refreshing

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kelas Menengah, Frugal Living, dan 'Makan Receh'

22 September 2024   12:05 Diperbarui: 22 September 2024   12:10 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Festival makan receh Trans7 (swa co.id)

Tanpa bansos (bantuan langsung) pemerintah, tekanan ekonomi kelas menengah belum bisa mereda.

Lagi pula berapa presentase kelas menengah itu yang memperoleh bansos?

Dalam waktu dekat, masa yang berat ini nampaknya belum bisa berakhir.

Sejak awal bulan Januari 2025 pemerintah akan mengeluarkan sejumlah PP di antaranya pemotongan gaji untuk JHT (Jaminan Hari Tua), Kenaikan tarif KRL (Kereta Rel Listrik), dan kenaikan tarif PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

Selain itu Ramadhan dan Lebaran yang diprediksi jatuh pada 30 Maret 2025 kian mepet waktunya.

Kelas menengah, aspiring middle class, dan kelas bawah harus membuat ancang-ancang atau anggaran untuk membiayai Lebaran itu yang diyakini seperti biasanya harga-harga barang dan jasa bakal melonjak.

Investasi bisa menolong?

Deposito, reksadana, obligasi, dan saham berpotensi imbal baliknya lebih tinggi daripada tabungan.

Di tabungan uang kita berisiko tertelan oleh inflasi.

Deposito memberikan imbal balik yang lebih tinggi daripada tabungan. Begitu pun dengan obligasi.

Sedangkan saham bersifat high risk high return dimana investor harus berhati-hati dan memiliki kemampuan menanamkan uangnya di portofolio itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun