Kata ini jarang didengar ketimbang inflasi.
Bagi pengamat ekonomi atau siapa pun Anda coba perhatikan perkembangan ekonomi di masyarakat khususnya negara kita.
Kita lebih sering mendengar "kata" inflasi atau deflasi?
Jelas inflasi.
Inflasi atau kenaikan harga barang/jasa membuat masyarakat khususnya kelas bawah sengsara.
Untuk membeli beras misalnya, dari yang harga Rp 10.000 per kg jika naik menjadi Rp 12.000 maka kita harus mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk mendapatkan sekilo bahan makanan pokok tersebut.
Ditambah dengan kenaikan harga-harga lainnya maka kita harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk mendapatkan barang/jasa itu, itu berarti kita harus menanggung beban lebih berat uang kita untuk ditabung.
Oleh karenanya pemerintah selalu gembar-gembor berusaha menurunkan kenaikan harga-harga atau inflasi.
Sekarang, data BPS (Biro Pusat Statistik) seperti yang baru saja dirilis mencatat telah terjadi deflasi sebesar 0,03 persen (mtm/month to month) pada Agustus 2024.
Yang mengherankan bukan pada bulan kemerdekaan itu saja perekonomian Indonesia mengalami penurunan harga-harga.
Termasuk Agustus, sudah empat bulan berturut-turut perekonomian Indonesia mengalami deflasi. Apakah ini identitas pemerintah yang berhasil menekan inflasi?
Apakah penyebabnya karena menurunnya daya beli masyarakat?
Seperti difahami hukum ekonomi berkata harga-harga cenderung akan turun jika permintaan juga turun.
Permintaan di sini bermakna masyarakat lebih sedikit mengeluarkan uang untuk membeli sejumlah barang.
Daya beli mereka menurun.
Menanggapi hal tersebut, Menteri keuangan Sri Mulyani mengatakan deflasi selama empat bulan beruntun ini bukan disebabkan karena daya beli masyarakat yang menurun.
"Core inflation nya tidak terlihat," kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Menurutnya deflasi terjadi akibat adanya penurunan harga pangan yang memang diklaim ditekan oleh pemerintah untuk mengendalikan inflasi.
Senada dengan Sri Mulyani, Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan deflasi selama empat bulan beruntun ini bukan karena menurunnya daya beli masyarakat.
Ismartini menyebutkan harga-harga komoditas tanaman pangan dan hortikultura di masa panen serta biaya produksi yang turun di antaranya yang mendorong terjadinya deflasi.
Apa pun alasannya, apakah ini merupakan upaya pemerintah yang berhasil menurunkan inflasi, bahkan deflasi.
Bukan daya beli masyarakat yang melemah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H