Di sisi lain ketika pandemi berlalu maka perekenomian bergairah lagi yang berdampak kepada naiknya pengeluaran masyarakat.
Saat gaji kecil tidak sebanding dengan kenaikan barang maka disinilah muncul fenomena makan tabungan.
Asumsi kelas bawah yang paling terdampak terlihat jika rencana mereka menyimpan uang di Bank boro-boro untuk persiapan pernikahan, biaya kesehatan, atau sekolah anak.
Paling-paling mereka ingin membeli barang yang sudah lama diinginkannya dari tabungan mereka.
Atau paling jauh mereka mempersiapkan uang setahun untuk biaya lebaran nanti.
Lain dengan kelas menengah apalagi kelas atas.
Tentunya mereka masih bisa lebih banyak tidak makan tabungan dan lebih sedikit terpengaruh gejolak kenaikan harga.
Jadi benar adanya apa yang dikatakan para ahli keuangan atau ekonom bahwa yang paling menderita fenomena makan tabungan ini adalah kelas bawah.
Boro-boro menyiapkan buat biaya pernikahan atau pendidikan anak, kelas bawah menarik uangnya hanya sekedar untuk jajan saja.
Fenomena makan tabungan ini menurut pandangan Ninasapati Triaswati, Ekonom Universitas Indonesia, masih akan tetap terjadi sepanjang sisa tahun 2024 ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI